"Saran pribadi saya pada para wanita adalah agar lebih menghargai hijab dan para pria menghindari menatap langsung pada wanita yang lewat," kata Gholam- Hossein Esmaili, seorang juru bicara pengadilan di Iran.
"Siapa pun yang mengabaikan instruksi itu selama bulan Ramadhan akan dihukum," ujarnya.
Polisi moralitas di Iran juga akan menangkap siapa pun yang memainkan musik di mobil dan akan menarik mobil serta memberi denda berat kepada pelanggar.
Telegraph, dikutip pada Senin, menyebutkan larangan itu muncul menyusul kekuatan militer AS yang mulai dibangun di Teluk Persia. Warga Iran cemas akan adanya konsekuensi ekonomi akibat kian tenggelamnya hubungan Iran dan AS.
Kini, Iran sedang dilanda inflasi hingga 50 persen, membuat mata uang mereka nyaris ambruk.
Bukan hanya masalah ekonomi, Iran juga dilanda bencana banjir yang meluluh-lantakan 26 provinsi dan menyebabkan ancaman wabah penyakit.
Muak dengan keadaan kehidupan mereka, warga Iran pun turun ke jalan dalam berbagai demonstrasi mulai dari menuntut hak wanita hingga buruh yang menuntut kesejahteraan.
Hossein Salami dari Pengawal Revolusi mengatakan: "Bulan suci Ramadhan adalah pengingat bagi kita untuk bersikap tabah dalam konfrontasi kita dengan kesombongan dunia karena mereka tampaknya memiliki penyebaran perang melawan kita di semua bidang ekonomi, budaya dan sosial, tetapi tidak secara fisik. Misi kami adalah untuk memblokir semua jalan mereka dan meredakan plot mereka dengan cara apa pun yang kami bisa."
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2019