Kepala Dinas Perhubungan Banyuasin Antony Liando di Pangkalan Balai, Minggu, mengatakan, permintaan ini tak lain karena sebentar lagi akan memasuki masa mudik Lebaran sementara jalan mengalami kerusakan cukup parah.
"Kami sudah lapor ke pihak BBPJN karena kondisi ini sudah sangat memprihatinkan. Responsnya, kami diminta sabar," kata Antony.
Ia mengatakan BBPJN menjamin bahwa perbaikan akan segera dilakukan sehingga pada H-10 sebelum Lebaran sudah dipastikan layak untuk dilalui.
"Hanya saja kami khawatir, jika tidak segera diperbaiki nanti bertambah rusak. Ini warga sudah resah," ujar dia.
Jalan Lintas Timur Sumatera sejauh 410 kilometer mulai dari perbatasan Lampung di Pemantang Panggang hingga perbatasan Jambi yang melintasi Kota Palembang dan dua kabupaten di Sumsel yakni Kabupaten Banyuasin dan Kabupaten Musi Banyuasin diketahui mengalami kerusakan parah sejak akhir tahun lalu.
Kerusakan jalan ini semakin parah karena dipengaruhi cuaca hujan sejak akhir tahun 2018 hingga April 2019, dan ketidakpatuhan pengguna jalan yang membawa barang logistik di luar batas tonase yang diizinkan.
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional V Palembang, Syaiful Anwar mengatakan jalan Lintas Timur Sumatera yang disebut-sebut sebagai urat nadi jalur mudik itu saat ini sedang diperbaiki untuk mencapai target fungsional yakni aman untuk dilalui tapi diakui masih kurang nyaman.
"Tapi pemudik jangan khawatir karena kami standby-kan alat berat kami di lokasi, selain itu ada juga lima posko mudik di Jalan Lintas Timur," kata Syaiful saat memberikan paparan kesiapan jalan untuk pemudik Lebaran.
Syaiful mengatakan perbaikan ini belum bisa dilakukan secara menyeluruh lantaran kontrak untuk lima paket perbaikan jalan di Jalan Lintas Timur Sumatera itu mengalami kegagalan.
Seperti diketahui, lima paket pengerjaan dinyatakan gagal dalam proses lelang oleh Kementerian PU/PR setelah dinilai secara keseluruhan. Karena itu, pemerintah melelang ulang proyek tersebut yang bernilai total Rp1,04 trilun.
Lantaran itu, BBPJN V Palembang terpaksa menggunakan dana seadanya yakni menggunakan dana transisi APBN dengan alokasi hanya Rp50 miliar. Perbaikan yang dilakukan yakni menambal lubang sebanyak 2.500 titik, yang saat ini masih tersisa 600 titik. Kemudian, membuat saluran air, dan melakukan tebas bayang.
"Intinya, bagaimana jalan ini tetap fungsional meski kontrak tidak ada. Seperti diketahui jalur Lintas Timur Sumatera ini sangat padat dan jadi urat nadi arus mudik," kata dia.
Baca juga: Jalan Lintas Timur Sumatera Rusak
Baca juga: Menakar kesiapan jalur mudik Lintas Timur Sumatera
Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019