"Buah Blewah cuma ada setahun sekali dan bisa ditemukan pas bulan puasa kayak gini, Mbak," kata Wulan, pedagang buah Blewah di Pasar Ramadhan itu.
Ia mengatakan, setiap Bulan Puasa memperoleh pasokan buah Blewah yang diambil di daerah Batu Kandik, Denpasar, tetapi buah Blewah kali ini lebih sulit untuk dicari, apalagi banyak yang menjualnya jadi es blewah.
"Proses pembuatannya, dari buah Blewah yang sudah dipilih, lalu diserut sesuai dengan kebutuhan dan akhirnya dicampur dengan biji selasih serta ditambahkan dengan gula, serta es batu," katanya.
Saat bulan puasa, Wulan kerap menghabiskan 10 kg buah Blewah atau lebih, tergantung dari seberapa banyak penjualan saat berbuka puasa.
"Es blewah dapat memberikan kesegaran, apalagi setelah menjalani puasa selama kurang lebih 13 jam. Biasanya pembeli bisa menambahkan bahan lainnya, seperti nata de coco, dan kelapa muda, atau buah lainnya dicampur sesuai yang disukai," katanya.
Es Blewah merupakan minuman berbuka puasa yang paling sering dicari dan keberadaannya yang langka membuat banyak orang membeli dalam jumlah banyak.
"Es blewah juga dapat dibuat di rumah masing-masing dengan proses yang sederhana serta sesuai dengan keinginan masing-masing," katanya.
Bagi Wulan, butuh waktu kurang lebih satu jam dalam proses pembuatan es Blewah ini. Es Blewah pun dijual seharga Rp5.000 saja dan dapat menjadi pendamping menu berbuka puasa lainnya.
Wulan pun menjelaskan, es blewah hanya dapat dikonsumsi langsung pada satu hari saja, apabila dibiarkan lebih dari sehari akan menghasilkan rasa yang berbeda, seperti semakin kecut dan tidak segar.
"Dalam sehari biasanya habis lima buah, bisa juga lebih, apalagi jika beduk, saya bisa menyerut Blewah lebih banyak lagi," katanya.*
Baca juga: "Burjo" Mas Yoni dulang berkah Ramadhan (Video)
Baca juga: Inspirasi hidangan sup lentil untuk sahur pertama
Pewarta: Ayu Khania Pranishita
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019