"Kalau Ramadhan tahun lalu sekitar Rp2,5 triliun, dan selama tahun berjalan di 2019 kami rencanakan sekitar Rp10 triliun. Pada 2018 terhimpun Rp8,1 triliun," kata Direktur Utama Baznas M Arifin Purwakananta di Jakarta, Minggu.
Untuk merealisasikan target tersebut, Baznas terus berinovasi memberikan kemudahan layanan kepada masyarakat wajib berzakat.
"Kini lebih mudah, tidak harus mengantarkan uang tunai ke kantor Baznas, cukup transfer lewat rekening saja," kata dia.
Atau juga bisa menggunakan layanan perusahaan finansial teknologi (fintech) dalam menyalurkan zakat. Cara ini tentunya menurut Arifin, lebih mudah lagi dibandingkan dengan metode penyerahan zakat secara tunai atau transfer lewat bank.
"Kita bekerja sama dengan toko online sepeti Shopee, Tokopedia, dan Bukalapak, juga penyedia layanan uang elektronik seperti Gopay dan Ovo, jadi bisa pilih yang mana suka," kata dia.
Bahkan pengumpulan zakat lewat layanan toko online ini diperkirakan akan tumbuh signifikan pada 2020, dengan angka sekitar 20-30 persen dari total yang dihimpun oleh Baznas.
"Proyeksinya karena masyarakat semakin mudah menyalurkan, sehingga kesadaran berzakat semakin baik dan yang kedua yakni pertumbuhan muzaki baru dari kalangan milenial, karena mereka yang akrab dengan fintech," ujarnya.
Pewarta: Virna P Setyorini/Boyke
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019