"Saat Ramadhan, tepatnya mendekati Lebaran dan pasca-Lebaran jumlah relawan pendonor menurun drastis kalau dibandingkan dengan hari biasa," kata Kepala Bidang Pengadaan Darah Unit Transfusi Darah PMI DKI Jakarta Endang Pratiwi di Jakarta, Selasa (21/5).
Endang mengatakan penurunan jumlah penyumbang darah selama bulan Ramadhan antara lain terjadi karena sebagian warga khawatir donor darah saat puasa bisa menurunkan kebugaran atau membatalkan puasa.
"MUI sudah menyampaikan donor tidak membatalkan puasa, dan juga tidak akan membuat kita lemas, atau kalau masih khawatir masyarakat bisa mencoba donor pagi hari, sesaat sebelum berbuka, atau pada malam hari, layanan kami buka 24 jam," ujarnya.
PMI DKI Jakarta berusaha mengatasi penurunan jumlah pendonor darah selama Ramadhan dan Lebaran antara lain dengan menggelar kegiatan donor keliling dan menyiapkan bingkisan bahan pokok bagi warga yang secara sukarela menyumbangkan darahnya.
Bingkisan berisi bahan pokok seperti minyak goreng, gula pasir dan mi instan itu diharapkan bisa menarik warga untuk mendonorkan darah selama Ramadhan dan Lebaran.
"Bingkisan ini kita siapkan dalam kegiatan donor darah keliling menggunakan empat unit mobil transfusi darah, ini akan berlangsung sampai 10 hari setelah Lebaran," kata Endang.
"Kita harapkan dengan program bingkisan ini setidaknya jumlah pendonor mampu mendekati jumlah di hari biasa," katanya, menambahkan sukarelawan yang pada hari biasa mendonorkan darah rata-rata 1.200 orang per hari.
Baca juga:
Penuhi kebutuhan darah selama Ramadhan, PMI Palu keliling masjid
PMI Banjarnegara buka layanan donor darah malam hari selama Ramadhan
Pewarta: Virna P Setyorini, Boyke Ledy Watra
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019