Iya, Alhamdulillah ini sudah mau habis satu toples ukuran 10 kilogram,
Jambi (ANTARA) - Kue khas Provinsi Jambi lumpia menjadi buruan masyarakat untuk disajikan saat hari Raya Idul Fitri 1440 H.

“Dari beberapa jenis kue yang dijual, kue lumpia Jambi ini yang paling cepat habisnya, soalnya banyak yang cari,” kata pedFagang panganan hari raya Fema di Jambi, Senin.

Kue lumpia jambi merupakan kue bercita rasa khas udang dan ikan yang digulung dengan balutan adonan tepung terigu.

Fema menjelaskan  bahan dasar membuat kue lumpia jambi tersebut yakni tepung terigu, udang, ikan dan telur. Cara membuatnya, ikan atau udang yang telah di buat menjadi abon di gulung dengan adonan tepung terigu dan dibentuk segitiga. Kemudian adonan digoreng, setelah digoreng dibumbui dengan penyedap.

“Kalau bentuknya tergantung kreasi, ada yang buat segitiga, bulat memanjang dan ada yang kotak-kotak,” katanya.

Namun Fema hanya bertindak sebagai penjual kue, sementara kue tersebut diproduki oleh tetangganya secara rumahan.

Kue tersebut hanya diproduksi oleh tetangganya saat hari raya saja karena peminta kue tersebut lebih banyak disajikan sebagai panganan Lebaran.

Satu kilogram kue lumpia jambi dijual Fema seharga Rp80 ribu. Tidak hanya kue lumpia, namun, ia turut menjual jenis-jenis kue lainnya seperti kue nastar, kue nanas, coco chip, kue mentega, semprong, astor, dan kacang-kacangan.

Namun dari berbagai jenis kue yang di jual Fema, yang menjadi buruan bagi masyarakat didaerah itu yakni kue lumpia tersebut.

“Iya, Alhamdulillah ini sudah mau habis satu toples ukuran 10 kilogram,” kata Fema.

Sementara berdagang kue tersebut juga merupakan pedagang musiman. Setiap tahunnya ia hanya menjual kue-kue tersebut menjelang Idul Fitri.
“Kita mulai berjualan 10 hari menjelang hari raya, setiap tahunnya jualan di Simpang Jelutung ini di depan biro perjalanan umroh Silver Silk,” kata Fema menambahkan.

Baca juga: Kue tradisional Jambi bermunculan jelang Idul Fitri

Baca juga: "Pasar Beduk Jambi" jadi kolase kue tradisional

Pewarta: Muhammad Hanapi
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019