"Apabila terjadi antrean panjang di GT Sidoarjo 2, maka arus lalu lintas dialihkan melalui GT Sidoarjo 1 bagi kendaraan yang menuju arah Porong,” kata General Manager (GM) Jasa Marga Cabang Surabaya-Gempol Bagus Cahya AB dalam siaran pers yang diterima Antara Jakarta, Selasa.
Lebih lanjut dijelaskan salah satu upaya perbaikan tersebut berupa optimalisasi pelayanan jalan tol, misalnya, terlihat pada Jalan Tol Surabaya-Gempol yang dikelola oleh Jasa Marga Cabang Surabaya-Gempol.
Bagus Cahya AB menambahkan, ada beberapa titik yang berpotensi terjadi kepadatan pada arus mudik 2019, yakni di Gerbang Tol (GT) Sidoarjo 2 dan GT Kejapanan. Bila hal ini benar-benar terjadi, maka pihaknya telah menyiapkan sejumlah strategi.
Untuk mengantisipasi kepadatan di GT Kejapanan Utama, lanjut Bagus, pihaknya berkoordinasi dengan Kepolisian akan melakukan pengaturan lalu lintas guna membagi beban transaksi, baik "entrance" maupun "exit", melalui sistem buka/tutup.
Strategi lainnya ialah memfungsikan "mobile reader" untuk meningkatkan kapasitas transaksi.
Secara umum, Bagus meneruskan, pelayanan transaksi oleh pihaknya saat arus mudik tahun ini adalah menambah gardu operasi (GT Kejapanan, GT Waru Utama, dan GT Sidoarjo 2), memanfaatkan 28 unit "mobile reader, melayani top up tunai di tiga titik GT, dan menyediakan layanan gerak bekerjasama dengan bank terkait di Tempat Istirahat & Pelayanan (TIP) atau rest area.
Masih menurut Bagus, sebagai bentuk pengaturan. lalu lintas, pihaknya juga akan menghentikan pekerjaan proyek H-10 sampai H+10 untuk meminimalisir gangguan, mengatur waktu operasi angkutan barang oleh Kemenhub, menempatkan petugas di lokasi rawan kepadatan, dan meningkatkan kapasitas lajur dengan contraflow.
Sementara itu, sarana penunjang. yang disiapkan antara lain Variable Message Sign (VMS) sebanyak 12 unit, CCTV 60 unit, mobile VMS 1 unit.
Direktur Utama PT Jasamarga Ngawi Kertosono Kediri (JNK) Iwan Moedyarno mengungkapkan, prediksi puncak arus mudik yang terjadi di Jalan Tol Ngawi-Kertosono-Kediri adalah tanggal 2 Juni 2019 (H-3) dengan 22.994 kendaraan transaksi gardu atau naik 266 persen dibandingkan lalu lintas normal (6.281 kendaraan).
Ia juga mencatat potensi kepadatan di sejumlah titik, yaitu GT Madiun, GT Nganjuk, Tempat Istirahat (TI) atau Rest Area 626 A, 626 B, 597 A, 597 B, dan 640 A/B Fungsional. Guna mengantisipasi terjadinya hal tersebut, pihaknya juga akan mempercepat distribusi informasi melalui 5 VMS, 65 CCTV, Twitter, dan Call Center di 08113373301.
“Kami juga menyiapkan layanan _top up_ kartu elektronik di Rest Area 597 A/B dan 626 A/B serta GT Madiun. Bila terjadi antrean panjang di gerbang tol, maka kami mengubah gardu entrance menjadi gardu exit serta mengoperasikan mobile reader,” tambahnya.
Pada jalan tol Ngawi-Kertosono-Kediri sendiri, lanjut Iwan, memiliki 6 rest area ( 2 di antarannya masih fungsional )yang memiliki layanan kesehatan gratis saat mudik nanti. Pihaknya juga menambah kapasitas toilet menjadi masing-masing 12 bilik wanita, 6 bilik pria, dan 9 urinoir, serta toilet difabel.
“Jalan tol ini diprediksi akan menjadi titik jenuh oleh sebagian pengemudi karena telah menempuh jarak yang jauh,” kata Iwan.
Iwan meneruskan, faktor keselamatan juga menjadi perhatian ekstra. PT JNK menambah warning light (flip flop), LED biru (dummy spesifikasi PJR), dan tambahan guardrail
Selain itu, pihaknya juga memasang rumble stripe sebelum res area dan di jalan utama di lokasi blank spot.
Baca juga: Jasa Marga prediksi dua titik kepadatan di Tol Surabaya-Gempol
Baca juga: Puncak mudik Tol Ngawi-Kertosono-Kediri diprediksi 2 Juni
Pewarta: Jaka Sugiyanta
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019