Saya minta sopir yang membawa warga mudik Lebaran agar tidak ugal-ugalan di jalan atau balap kendaraannya agar bisa cepat sampai di kota tujuan
Palu (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah memberangkatkan 501 warga untuk mudik Lebaran menggunakan angkutan mudik gratis dengan tujuan sembilan kabupaten di daerah itu.

Bus-bus yang mengangkut para pemudik gratis tersebut diberangkatkan dari depan Kantor Gubernur Sulawesi Tengah dengan dilepas Sekretaris Daerah Pemprov Sulteng Mohammad Hidayat Lamakarate di Palu, Rabu.

Jumlah pemudik sebanyak itu diangkut menggunakan 39 bus, tujuh bus di antaranya angkutan kota dalam provinsi (AKDP) milik perusahaan otobis (PO) yang armadanya selama ini melayani trayek Palu tujuan berbagai kabupaten di Sulteng.

Program mudik gratis yang sudah dilakukan Pemprov Sulteng melalui Dinas Perhubungan setempat itu didukung sejumlah instansi, seperti Bank Sulteng, PT Jasa Raharja, Polda Sulteng, DPD Organda, dan BNN Provinsi Sulawesi Tengah.

Hidayat meminta para pengemudi untuk taat pada aturan berlalulintas sehingga terhindar dari berbagai hal yang bisa merugikan penumpang maupun diri sendiri.

"Saya minta sopir yang membawa warga mudik Lebaran agar tidak ugal-ugalan di jalan atau balap kendaraannya agar bisa cepat sampai di kota tujuan," katanya.

Mereka, katanya, hendaknya mengendarai kendaraan dengan baik dan benar, artinya mengutamakan keselamatan jiwa para penumpang, sebab tujuan mereka mudik agar bisa merayakan Lebaran bersama keluarga masing-masing di kampung halaman.

Pemprov Sulteng sudah empat tahun berturut-turut mengadakan program mudik gratis sebagai bentuk kepedulian kepada masyarakat, terutama mereka yang kurang mampu, pelajar, dan mahasiswa agar bisa pulang kampung merayakan Idul Fitri bersama-sama keluarganya.

Beberapa warga yang mudik menggunakan angkutan mudik gratis itu, menyatakan senang karena bisa pulang kampung untuk merayakan Lebaran bersama orang tua dan keluarga di kampung.

"Saya sudah dua kali mudik gratis," kata Fatimah, seorang mahasiswi salah satu perguruan tinggi di Kota Palu.

Mahasiswa asal Luwuk, Kabupaten Banggai itu, mengatakan program tersebut dirasakan dapat membantu masyarakat.

Seorang pemudik asal Kabupaten Morowali, Rini, mengaku baru pertama kali pulang kampung menggunakan angkutan mudik gratis.

"Saya juga senang karena bisa mudik tanpa mengeluarkan sepersen pun biaya sewa angkutan," ujarnya.

Sebelum pemberangkatan mudik, pihak PT Jasa Raharja dan Dokkes Bhayangkara Polda Sulteng melaksanakan pemeriksaan kesehatan gratis kepada para pemudik dan sopir.

Untuk kelancaran dan keselamatan penumpang dalam perjalanan mudik, juga dilakukan pemeriksaan urine terhadap semua sopir angkutan mudik Lebaran.
Dalam tes urine itu ditemukan ada tiga sopir yang diduga terindikasi menggunakan obat terlarang.

Mereka selanjutnya direkomendasikan oleh pihak BNN kepada Dinas Perhubungan (Dishub) untuk diganti sopir lainnya.
 

Pewarta: Anas Masa
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019