kiranya menyiapkan dana untuk makan sahur atau membawa bekal dari rumah masing-masingMakassar (ANTARA) - Masjid Raya Makassar mulai ramai dipadati jamaah i'tikaf dari berbagai daerah di Sulawesi Selatan pada 10 malam terakhir Ramadhan, termasuk jamaah yang berasal dari Sulawesi Tenggara dan korban tsunami Palu, Sulawesi Tengah.
"Korban tsunami Palu juga ada yang sudah minta izin lewat telepon untuk i'tikaf. Saya sampaikan silakan datang karena untuk i'tikaf siapapun bisa lakukan di Masjid Raya, tak perlu daftar. Di sini cukup menjaga kebersihan dan keamanan di masjid. Tidak ada aturan lainnya," ungkap Imam Masjid Raya Makassar, Muh Syahril yang ditemui di Masjid Raya Makassar, Selasa.
Syahril juga menyampaikan, bahwa pihak panitia amaliyah Ramadhan 1440 Hijriah Masjid Raya tidak menyiapkan hidangan makan sahur, dan hanya hidangan untuk berbuka puasa yang ditanggung.
Sehingga bagi mereka yang hendak bermalam i'tikaf kiranya menyiapkan dana untuk makan sahur atau membawa bekal dari rumah masing-masing, ujarnya.
Syahril menyampaikan, korban Palu tersebut bersama keluarganya sementara tinggal di daerah Sudiang, Makassar dan menyampaikan bahwa ini akan jadi kali pertamanya mengikuti i'tikaf di masjid Makassar.
Selain itu, jamaah i'tikaf juga banyak berdatangan dari berbagai kabupaten di Sulsel. Seperti keluarga besar dari Kabupaten Gowa yang akan menginap selama 10 malam, ibu-ibu asal Kabupaten Bone, serta hadir juga jamaah asal Kabupaten Pangkep, Takalar dan Bantaeng yang berencana pulang menjelang lebaran.
"Bahkan ada jamaah yang datang dari Pinrang khusus untuk i'tikaf di masjid Raya Makassar," ucapnya.
Syahril mengisahkan, beberapa tahun terakhir jamaah i'tikaf di Masjid Raya Makassar semakin ramai, hal ini ditengarai dengan digelarnya shalatullail yang terdiri dari lima jenis shalat yakni shalat sunnah rowatib, tahajud, hayat, taubat, dan witir.
"Ini juga sesuai dengan keinginan jamaah. Sebelumnya kita hanya gelar sholat tahajud saja, tetapi mereka mengaku juga bisa lakukan itu di rumah. Sehingga bersama imam lainnya kita sepakati melaksanakan beberapa jenis sholat sunnah yang lain," jelasnya.
Kesepakatan tersebut juga dianggap sebagai alasan umat Muslim di Sulawesi Selatan banyak yang berkunjung dan menginap di Masjid Raya Makassar.
Syahril menyebutkan, jamaah I'tikaf terlebih dahulu harus menentukan waktu selama apa pelaksanaan i'tikafnya. Lalu dilanjutkan dengan niat, kemudian tidak meninggalkan masjid sesuai dengan niatnya itu.
"Tanpa ada alasan yang betul-betul sangat mendesak kemudian dia meninggalkan masjid, maka ini tidak dibenarkan dalam i'tikaf dan dipastikan i'tikafnya batal. Makanya ada yang bawa bekal sampai satu minggu," paparnya.
Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019