“Seperti tahun-tahun sebelumnya, puncak arus mudik di jalan lintas Sumatera ini dimulai dari H-4 sampai dengan satu hari jelang hari raya,” katanya.
Saat ini arus mudik di jalan lintas Sumatera di wilayah Kabupaten Batanghari masih tampak lengang dan belum terjadi peningkatan yang signifikan terhadap pergerakan kendaraan pemudik, namun sesekali terlihat kendaraan roda empat dengan seri kendaraan dari luar daerah itu melintas secara berkelompok.
Diperkirakan intensitas kendaraan pemudik yang melintas di Jalan Lintas Sumatera dalam wilayah Kota Muarabulian pada tahun ini akan alami penurunan. Karena sejumlah pemudik diperkirakan akan menggunakan jalan alternatif.
Dari Jambi pemudik melewati Jalan Nes, kemudian masuk ke Jalan Baru Simpang Pete, setelah itu masuk ke jalan eks MTQ, dari jalan eks MTQ masuk ke jalan belakang Kelurahan Sridadi dan tembus di jalan lintas Sumatra tepatnya di Kelurahan Sridadi perbatasan dengan Desa Tenam Kecamatan Muarabulian.
Jalan alternatif tersebut menjadi pilihan karena kondisi jalan dalam keadaan baik dan nyaris tanpa hambatan. Sementara jalan lintas Sumatera Jambi-Batanghari-Sarolangun dan Bungo kondisinya dalam keadaan rusak, meski sejumlah ruas jalan saat ini sudah diperbaiki oleh Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) IV Jambi.
Namun tidak semua jalan dalam keadaan rusak dapat diperbaiki, karena tingkat kerusakan jalan kembali terjadi akibat angkutan kendaraan yang melebihi tonase seperti truk angkutan batu bara.
Pemudik diimbau untuk waspada saat melintas di jalan lintas Sumatera di wilayah kabupaten itu, terutama saat melintas di Kecamatan Pemayung, Muarabulian dan Muara Tembesi karena kondisi jalan di daerah itu banyak terdapat tikungan tajam dan sering terjadi kecelakaan lalu lintas.
“Selain itu kita mengimbau agar pemudik dapat memperhatikan marka jalan dan rambu-rambu lalu lintas yang terpasang, serta beristirahat jika sudah terasa lelah saat berkendara,” kata Iswan Hadi.
Pewarta: Muhammad Hanapi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019