"Angka ini naik sebesar 41,69 persen dari lalulintas harian (LHR) normal sebesar 131.698 kendaraan," demikian Kepala Departemen Komunikasi Perusahaan PT Jasa Marga (Persero) Tbk, Irra Susiyanti, Kamis.
Jumlah itu baru memenuhi 13,5 persen dari total prediksi Jasa Marga untuk lalu lintas mudik menuju tiga arah yaitu sebesar 1.383.830 kendaraan sejak H-7 hingga H-1 Idul Fitri.
Irra merinci, untuk ke arah Timur, lalin mudiknya merupakan kontribusi lalin mudik di dua Gerbang Tol (GT) pengganti GT Cikarang Utama, yaitu GT Cikampek Utama untuk pemudik menuju arah Jalan Tol Cikopo-Palimanan dan GT Kalihurip Utama untuk pemudik menuju arah Jalan Tol Cipularang-Padaleunyi dengan rincian distribusi lalin sebagai berikut:
- GT Cikampek Utama, dengan jumlah 57.405 kendaraan, naik sebesar 144,9 persen dari LHR normal 23.439 kendaraan
- GT Kalihurip Utama, dengan jumlah 29.932 kendaraan, naik sebesar 15,04 persen dari LHR normal 26.018 kendaraan
Sedangkan, jumlah kendaraan yang meninggalkan Jakarta menuju arah Barat via GT Cikupa Jalan Tol Merak-Tangerang adalah sebesar 65.895 kendaraan, naik sebesar 21,68 persen dari LHR normal 54.154 kendaraan.
Kemudian, jumlah kendaraan yang meninggalkan Jakarta menuju arah Selatan/Lokal via GT Ciawi Jalan Tol Jagorawi adalah sebesar 33.370 kendaraan, naik sebesar 18,81 persen kendaraan dari LHR normal 28.087 kendaraan.
Menteri Perhubungan, Budi Sumadi, pada kesempatan terpisah mengimbau kepada para pemudik Lebaran 2019 untuk tetap mengutamakan keselamatan selama perjalanan menuju kampung halaman.
"Sekarang masalahnya bukan di kemacetan, tapi di keselamatan," kata dia, saat ditemui di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, Kamis.
Menurut dia, Kementerian Perhubungan sudah melakukan riset tentang persiapan sarana prasana dan titik kemacetan di sepanjang Merak hingga Probolinggo pada tiga bulan lalu, sehingga saat ini masalah kemacetan sudah cukup bisa diatasi dan keselamatan menjadi fokus utama selanjutnya.
Ia juga mengimbau pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi mematuhi batas kecepatan kendaraan dan tidak mengendarai melebihi 100 km perjam.
Lonjakan jumlah penumpang juga terpantau di Bandara Halim Perdanakusuma.
Pada hari-hari biasa jumlah penumpang berkisar antara 12.000 orang. "Semalam (Rabu) jumlah penumpang mencapai 19.924 orang," kata Executive General Manager Angkasa Pura II cabang Bandara Halim Perdanakusuma, Marsekal Pertama TNI Pip Darmanto, di Jakarta, Kamis.
Peningkatan jumlah penumpang tersebut kemungkinan imbas cuti bersama Lebaran yang diberikan pemerintah yakni pada 3-7 Juni, sehingga sebagian pemudik memilih untuk berangkat terlebih dahulu.
Namun, angka tersebut merupakan penurunan dibanding hari pertama musim mudik tahun lalu.
Menurut perwira TNI AU ini, terdapat penurunan sebesar 0,3 persen yang disebabkan karena harga tiket pesawat yang naik dan keberadaan jalan-jalan tol baru.
Bandara Halim juga menambah penerbangan pada musim mudik sebanyak 13 penerbangan. Untuk penerbangan reguler sendiri tercatat terdiri dari 156 penerbangan.
"Batik (Air) ada enam penerbangan, Citylink empat penerbangan, dan Susi (Air) tiga penerbangan," tutur pria yang akrab disapa Pak Pip ini.
Di Stasiun Gambir, ratusan calon penumpang yang hendak pulang ke kampung halaman menggunakan kereta api sudah mulai memadati stasiun yang berada di tengah kota Jakarta itu pada H-6 (Kamis).
Pewarta Antara di Jakarta melaporkan hingga pukul 11:45, para penumpang mulai memadati Stasiun Gambir.
Di ruang tunggu yang berada di lantai satu nampak ratusan penumpang yang sedang berdiri, duduk di kursi, maupun duduk di lantai karena ruangan yang tidak mencukupi.
Selain itu, di tempat pembelian tiket juga terlihat antrean dari para calon penumpang yang belum mendapat tiket. Seperti Fatimah yang merupakan salah satu calon penumpang kereta api di Stasiun Gambir, mengaku libur kantornya yang mendadak menyebabkan dirinya tidak kebagian tiket untuk mudik.
"Libur saya dadakan, jadi tidak bisa pesan jauh-jauh hari. Jadi ya bergantung sama tiket yang tiba-tiba dibatalkan," katanya.
Senada dengan Fatimah, Rizki yang juga penumpang kereta api mengaku belum mendapat tiket karena telat memesan.
"Sudah cari tiket dari Maret, tapi kehabisan. Tadinya mau naik bus saja, tapi ini masih coba untuk cari tiket kereta," kata Rizki.
Petugas angkut barang atau porter juga bersiap di setiap sudut stasiun menunggu para pemudik yang ingin dibantu membawakan barangnya. Mereka memakai seragam merah beserta ID card yang bertuliskan porter.
"Saya biasa di sini dari pagi sampai malam, kalau bayaran sih seikhlasnya tapi biasanya dikasih Rp25.000 sampai Rp.30.000 tergantung banyaknya (barang)," kata Tono, seorang petugas porter di Stasiun Gambir.
Jumlah penumpang kereta api di Stasiun Gambir, Jakarta, mengalami peningkatan yang cukup signifikan sejak memasuki arus mudik Lebaran pada H-10 hingga H-6 Lebaran yaitu mencapai sekitar 87 ribu penumpang.
Senior Manager Humas Daop 1 Jakarta Eva Chairunisa mengungkapkan jika pada H-10 Lebaran atau 26 Mei jumlah penumpang yang berangkat dari Gambir adalah 13.680 penumpang. Sedangkan untuk H-9 Lebaran atau 27 Mei sebanyak 14.007 orang.
Sementara pada H-8 atau 28 Mei sejumlah 18.278 penumpang. Sedangkan pada H-7 atau 29 Mei penumpang kereta api yang berangkat sebanyak 20.824 orang.
Untuk hari Kamis (30/5) sampai dengan pukul 14.00 WIB penumpang yang telah berangkat sebanyak 20.375 orang. Hal tersebut dianggap menjadi salah satu tanda adanya awal puncak arus mudik karena rata-rata di Stasiun Gambir terdapat sekitar 15.000-16.000 penumpang per hari.
Lonjakan penumpang tersebut tetap bisa teratasi dengan baik dengan adanya kereta tambahan dari Stasiun Gambir yang mencapai 14 kereta api tambahan per hari.
Lonjakan penumpang bisa diakomodir dengan baik karena 32 KA reguler yang berangkat dari Stasiun Gambir, juga ada 14 KA tambahan, ujarnya.
Pewarta: Aditya Wicaksono
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019