Sasaran sidak yang digelar pada hari Kamis pukul 02.15 WIB, yakni di sentra penjualan daging di tepi Jalan Kudus-Gebog, Desa Gondosari, Kecamatan Gebog, Kudus yang merupakan tempat pedagang besar menggelar dagangan yang dipasok dari luar kota.
Untuk mengetahui daging sapi oplosan, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Pemkab Kudus Catur Sulistiyanto di Kudus, dengan melihat warna dagingnya agak gelap dan berbau khas atau berbeda dengan bau daging sapi.
Apabila pedagang atau masyarakat mengetahui hal tersebut, dia mempersilakan melaporkan kepada pihaknya, kemudian segera menindaklanjutinya.
Daging sapi gelonggongan, kata dia, bisa diketahui dari kadar airnya yang melebihi batas ideal.
Berdasarkan pemeriksaan petugas, tidak ada daging yang sedikit basah tetapi masih dalam batas toleransi kadar airnya, yakni antara 70 dan 80 persen.
Ia menyarankan masyarakat untuk memilih daging yang tidak memiliki kadar air terlalu tinggi karena daging yang sehat biasanya memiliki kadar air di bawah ambang toleransi.
Sidak tersebut dalam rangka menjamin kualitas daging sapi maupun kerbau yang beredar di pasaran aman untuk dikonsumsi.
Selain memeriksa kondisi daging, tim gabungan juga memeriksa dokumen kelengkapan daging dari luar kota.
Pemeriksaan juga dilakukan terhadap daging kerbau impor dari India terkait dengan kondisi dan kualitasnya apakah aman dikonsumsi atau tidak.
"Berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya, seminggu menjelang Lebaran kebutuhan daging sapi di Kudus cenderung meningkat," ujarnya.
Untuk itulah, tim gabungan yang melibatkan Kabid Peternakan, Kasie Produksi dan Kesehatan Hewan, Kepala RPH dan UPT Puskeswan Kudus, serta Veteriner Bidang Peternakan.
Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2019