Manajer Humas PT KAI Daop 7 Madiun Ixfan Hendriwintoko di Tulunagung, Sabtu mengatakan, perbaikan dilakukan tim teknis bagian perawatan jalur KA dengan cara mengencangkan sejumlah baut yang ditemukan dalam kondisi kendor.
"Temuan itu tepatnya berada di bangunan hikmat atau jembatan nomor 593 kilometer 162 + 4 dan 05. Itu pada saat dilakukan pemeriksaan rutin, ditemukan ada beberapa baut yang kendor. Memang tujuan dilakukannya pemeriksaan rutin oleh regu tambahan maupun reguler ini adalah menemukan hal-hal seperti itu," kata Ixfan dikonfirmasi koresponden Antara melalui telepon.
Kebetulan saja pada saat bersamaan ada kegiatan perawatan oleh tim operasional Daop 7 di wilayah Stasiun Tulungagung.
Sehingga begitu ada laporan jalan rel kereta yang kendor, langkah penanganan segera dilakukan.
Selain mengidentifikasi baut-baut pengikat badan rel dengan bantalan kayu yang kendor, hal pertama yang dilakukan tim perawatan jalur KA di titik tersebut adalah dengan mengukur kelebaran antarlandasan rel.
Petugas juga mengukur simetri dan kesamaan tinggi badan rel dengan mengandalkan visual.
"Bantalan rel ada dua jenis, ada yang terbuat dari balok beton dan ada yang kayu. Kebetulan di lokasi yang ditemukan ada baut kendor itu menggunakan bantalan kayu karena lokasinya yang berada di jalur jembatan. Hal ini yang menyebabkab baut bisa kendor, akibat proses pelapukan karena cuaca dan juga getaran terus-menerus sehingga baut yang semula kencang lambat-laun menjadi kendor," ujarnya.
Kendati belum masuk kategori membahayakan, kondisi baut kendor pada bantalan rel patut diantisipasi PT KAI.
Sebab kuncian rel di bantalan yang kendor bisa menyebabkan kemampuan rel dalam menerima beban saat kereta api melintas dengan kecepatan tertentu berubah.
Dampak fatal bisa saja terjadi jika kereta tidak menyesuaikan kecepatan yang bisa berakibat roda kereta api keluar lintasan.
Saat ini, kondisi rel yang sempat kendor telah pulih normal. Beberapa kerata api sudah melintas dengan kecepatan sedikit dikurangi dengan selamat dan sukses.
Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019