Agus, salah seorang pembuat dan penjual manisan sari kelapa di Jalan Pramuka, Kecamatan Karangtengah, Cianjur, pada Minggu mencatat selama puasa sudah mengalami peningkatan penjualan sekitar 20 persen dan menjelang Idul Fitri meningkat hingga 50 persen.
Pemilik rumah produksi sekaligus toko oleh-oleh khas Cianjur, itu mengatakan penjualan sari kelapa dari hari pertama bulan Ramadhan hingga menjelang Lebaran terus meningkat, terutama dari luar kota.
Namun, ia juga mengeluhkab sulitnya mendapatkan pasokan bahan baku kelapa, sehingga produksi tersendat.
"Selama puasa pemesanan terus meningkat hingga satu pekan menjelang Lebaran, namun produksi tidak dapat ditingkatkan karena kami kesulitan mendapat bahan baku," katanya.
Bahan baku utama pembuatan manisan sari kelapa berasal dari air kelapa, sedangkan selama puasa, kata dia, pemakaian kelapa oleh warga cukup tinggi, sehingga dirinya kesulitan mendapatkan pasokan kelapa.
Ia menjelaskan, dalam satu hari pabrik miliknya dapat memproduksi 500 kilogram air kelapa dengan proses pembuatan mulai dari pukul 06.00 hingga 15.00.
Hasil produksi dalam satu hari, dikemukakannya, langsung dikirim ke pemesan atau pelanggan yang datang langsung ke pabrik.
"Kalau dibandingkan dengan Ramadhan tahun lalu, tingkat penjualan masih sama dengan Ramadhan tahun ini, satu hari total produksi sebanyak 500 kilogram langsung habis diburu penjual lokal," katanya.
Menjelang Lebaran, kata dia, pesanan dari luar pulau, seperti Sumatera dan Kalimantan, meningkat tajam, sehingga pihaknya melibatkan pembuat lain untuk menutupi pesanan yang sudah harus terkirim sebelum Lebaran.
"Selama puasa hingga Lebaran pesanan lebih meningkat terutama dari Jabotabek dan luar pulau. Untuk memenuhi pesanan, kami libatkan pengrajin lain di Cianjur," katanya.
Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019