“Masyarakat sudah terbiasa dengan hal-hal yang sulit. Masyarakat tetap pada waktunya nanti memahami itu. Dan saya yakin masyarakat tidak terpengaruh,” kata Wapres JK kepada wartawan di Kediaman Dinas Wapres Jakarta, Selasa.
Teror bom yang terjadi Pos Pantau Lalu Lintas Tugu Kartasura, Senin malam (3/6), memang ditujukan kepada aparat kepolisian.
JK menegaskan Pemerintah menjamin akan memberantas segala bentuk aksi teror yang terjadi di wilayah Indonesia.
“Semua yang berbentuk teror itu pasti Pemerintah akan memberantasnya. Memang karena polisi yang di depan maka polisilah yang selalu menjadi juga tempat terdepan untuk mereka (teroris) mengambil balasan,” jelasnya.
Terkait keterlibatan jaringan kelompok radikal di balik aksi bom bunuh diri tersebut, Wapres mengatakan segala jenis aktualisasi radikalisme tidak dibenarkan apalagi sampai merugikan banyak pihak.
“Bahwa ada bom bunuh diri itu semua ideologis yang menjadi tindakan. Orang boleh berideologi keras, tapi tindakannya tidak dalam bentuk seperti itu (bom bunuh diri, red.),” ujarnya.
Sebelumnya terjadi peristiwa bom bunuh diri di Pos Pantau Lalu Lintas Tugu Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah pada Senin 3 Juni 2019 sekitar pukul 22.45 WIB.
Awalnya ada seorang tak dikenal menggunakan kaos berwarna hitam, celana jeans serta memakai headset berjalan menuju Pos Pantau Tugu Kartasura. Orang tersebut duduk di trotoar di depan pos.
Lalu sepuluh menit kemudian terjadi ledakan di depan pos yang mengakibatkan orang tersebut luka-luka.
Terduga pelaku diidentifikasi sebagai seorang pria berinisial RA, pemuda berusia 22 tahun dengan pekerjaan swasta, belum menikah, pendidikan terakhir SMA dan beralamat di Wirogunan, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah.
Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019