Skema yang akan diterapkan pada arus balik Lebaran dari Pelabuhan Bakauheni menuju Pelabuhan Merak, yakni skema bongkar dan muat akan diberlakukan: di dermaga 5 dan 6 hanya muat di Bakauheni dan bongkar di dermaga 4, 5, dan 7 di Merak, selanjutnya beMerak (ANTARA) - PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) mendukung skema penanganan arus balik Lebaran 2019 yang telah dibahas oleh Kementerian Perhubungan selaku regulator, dan seluruh mitra kerja layanan penyeberangan Angkutan Lebaran 2019.
Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Ira Puspadewi mengatakan, ada 8 poin penting yang dibahas dalam rapat persiapan arus balik yang dipimpin oleh Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan selaku regulator bersama dengan KSOP, BPTD, Polri, Gapasdap, dan INFA yang berlangsung di Terminal Eksekutif Merak, Banten, pada Senin (3/6) malam.
Adapun skema yang akan diterapkan pada arus balik Lebaran dari Pelabuhan Bakauheni menuju Pelabuhan Merak, yakni skema bongkar dan muat akan diberlakukan: di dermaga 5 dan 6 hanya muat di Bakauheni dan bongkar di dermaga 4, 5, dan 7 di Merak, selanjutnya berangkat kosongan.
Kedua, bila terjadi antrean masuk ke entri Pelabuhan Bakauheni sepanjang 1 km dari pintu masuk, maka kendaraan dari tol Lampung Bakauheni akan dikeluarkan di Simpang Hatta dan Kalianda, apabila lebih dari 4 KM akan dikeluarkan di exit tol Sidomulyo.
"Ketiga, untuk memperlambat kendaraan ke Bakauheni, akan dilakukan pola pengaturan waktu dengan cara entri tol di Terbanggi Besar-Simpang Pematang akan menggunakan skema buka-tutup dengan menyesuaikan waktu (jam 06.00 buka dan 16.00 tutup), " katanya.
Ke-empat, bypass data manifest di loket penjualan tiket diberlakukan pada semua kendaraan selama arus balik Angleb 2019. Kelima, skenario pengaturan kendaraan dan pemuatan ke kapal berlaku di semua kondisi dengan skenario sangat padat (kapal yg dioperasikan besar di atas 5.000 GT dengan waktu port time maksimal 45 menit).
Skema ke-enam, pemberlakuan diferensiasi tarif diberlakukan siang hari (08.01 - 19.59 diskon 10 persen) dan malam hari (20.00 - 08.00 kenaikan tarif 10 persen) pada tanggal 7 sampai denhan 9 Juni 2019. Ketujuh, penggunaan bantuan tugboat di Pelabuhan Bakauheni hanya dikenakan biaya BBM saja. Sedangkan di Pelabuhan Merak, penggunaan tugboat dikenakan biaya sesuai dengan ketentuan tarif yang berlaku dan sesuai judgement dari Nakhoda melalui BPTD setempat.
Dan ke delapan, selama arus balik, pergantian kapal hanya dilakukan di Pelabuhan Merak. Untuk di Pelabuhan Bakauheni, pergantian kapal hanya dilakukan dalam kondisi darurat.
"Dari ke-8 poin penting yang disepakati, yang akan menjadi concern dari ASDP terkait soal proses bongkar muat kapal, bypass data manifest, penggunaan kapal ukuran besar, pergantian kapal, serta penerapan diferensiasi tarif. Hal-hal ini akan kita koordinasikan lebih baik lagi sehingga penerapan saat arus balik lebih optimal, sehingga pelayanan terhadap pengguna jasa berjalan lebih lancar khususnya di lintasan tersibuk Merak-Bakauheni," kata Ira.
Menurut dia, layanan selama arus balik Lebaran tahun ini memerlukan perhatian khusus mengingat waktu yang lebih pendek dibanding arus mudik, karena masyarakat harus sudah kembali beraktivitas pada tanggal 10 Juni 2019.
"Hal ini yang harus kita antisipasi. Tidak hanya kesiapan sarana dan prasarana, sejak awal ASDP telah mempersiapkan strategi menghadapi lonjakan pengguna jasa saat arus balik berlangsung di periode yang relatif singkat. Diprediksikan, puncak arus balik terjadi pada Sabtu (8/6) dan Minggu (9/6)," katanya.
Ira memastikan, ASDP akan mengoperasikan kapal-kapal berukuran besar yakni diatas 5000 GT selama arus balik Lebaran berlangsung, percepatan waktu bongkar muat maksimal 45 menit, serta pergantian kapal yang hanya dilakukan di Pelabuhan Merak saja, sementara di Pelabuhan Bakauheni hanya saat darurat saja.
Terkait kebijakan diferensiasi tarif, lanjut Ira, hal tersebut sejatinya sejalan dengan karakteristik pemudik saat arus balik dari Bakauheni-Merak yang cenderung ramai atau banyak melakukan penyeberangan di siang hingga sore hari.
"Selama ini, karakter pemudik yang akan kembali saat arus balik memang lebih banyak yang jalan di siang atau sore hari. Ditambah dengan penerapan diferensiasi tarif ini, tentu perjalanan arus balik diharapkan lebih teratur, tertib dan lancar," katanya.
Ia menambahkan, dengan penerapan diferensiasi tarif pada periode arus mudik terjadi gejala anomali dimana pada H-6 atau Kamis (30/5) yang lalu jumlah pemudik pada malam hari justru lebih rendah daripada siang hari. Padahal, karakteristik arus mudik dari Merak menuju Bakauheni biasanya lebih tinggi volume di malam hari.
Kendati demikian Ira berharap, kelancaran dan kesuksesan selama arus mudik juga dapat terulang di arus balik Lebaran.
"Pengguna jasa diimbau mengatur jadwal kepulangan, dan untuk mendukung pembayaran cashless, agar memperhatikan kecukupan saldo kartu elektronik, dan jangan lupa mempersiapkan e-KTP sebelum melakukan transaksi di loket pelabuhan," katanya menambahkan.
Pewarta: Mulyana
Editor: Ridwan Chaidir
Copyright © ANTARA 2019