Jakarta (ANTARA) - Umat terbaik menjadi tema sentral khotbah Idul Fitri 1440 H oleh Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia Pusat, Prof. Dr. KH. M. Din Syamsuddin di Masjid Agung Al Azhar, Jakarta Selatan, Rabu.

Din menjelaskan, Islam adalah agama yang menganjurkan pemeluknya untuk tumbuh dalam dinamika kemajuan dan keunggulan, bukan dalam nuansa stagnan dan pasif.

"Solusi terhadap fenomena keterpurukan umat Islam dewasa ini adalah sinergi antara hablun minallah (interaksi manusia dengan Allah) dengan hablun minannas (interaksi sesama manusia)," kata Din dalam pidatonya.

Din melanjutkan, integrasi positif kedua interaksi dapat melahirkan individu berkepribadian suci dan kuat sehingga membentuk Khairu Ummah atau umat terbaik.

Dalam pidatonya, Din melihat saat ini bangsa Indonesia menghadapi empat tantangan. Pertama, fanatisme buta dalam membela kepentingan duniawi. Kedua, mudah menyerah sehingga cenderung menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. Ketiga, tergerusnya etos gotong royong. Keempat, hasrat berkuasa yang mengabaikan etika.

"Ramadhan dan Idul Fitri kali ini terjadi hampir bersamaan dengan agenda demokrasi Pemilihan Umum. Harus diakui, bangsa dan umat Islam mengalami keterbelahan. Semua pihak gagal mengamalkan pesan Ramadhan yaitu pengendalian diri," ujar Din dari balik podium.

Din berharap, umat Islam aktif menyerukan kebaikan dan tidak tinggal diam dalam menyikapi keburukan sebagai wujud nyata umat terbaik atau Khairu Ummah bagi Indonesia.

Shalat Idul Fitri 1440 H yang berlangsung sejak pukul 07.00 WIB di halaman Masjid Agung Al Azhar diperkirakan dipadati 10 ribu hingga 15 ribu jemaah.

Baca juga: Khatib ajak umat Islam di Bali kembali bersatu pascapemilu 2019

Baca juga: Ribuan umat Islam Shalat Id di Markas Korem Kupang


Pewarta: Adnan Nanda
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019