Denpasar (ANTARA) - Khatib salat Idul Fitri 1440 H di GOR Ngurah Rai Denpasar, Bali, Ustadz Haji Agus salim mengharapkan umat Islam harus mampu menjaga perdamaian dan menjunjung tinggi toleransi antarumat beragama, terlebih setelah pelaksanaan pemilu legislatif serta pemilu presiden dan wakil presiden.

"Kita harus bisa menjaga kedamaian, terlebih setelah kita melakukan pesta demokrasi yakni Pemilu Legislatif dan Pilpres. Karena itu mari kembali jalin silaturahim semangat persatuan untuk dapat membangun bangsa Indonesia lebih kokoh sehingga mampu menyejahterakan masyarakat," kata Agus Salim di Denpasar, Bali, Rabu.

Dia mengatakan dengan perayaan Idul Fitri ini diharapkan saling menjalin persatuan, walau dalam perbedaan politik sebelumnya. Namun pada hari ini  kembali menjadikan momentum untuk saling memaafkan sehingga terwujud rasa persatuan dan kesatuan berbangsa dan bertanah air, yakni Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Selain itu, kata dia, rasa persaudaraan antarumat beragama harus ditumbuhkan dari masing-masing individu yang mengacu pada ajaran Al-Quran.

"Sebagai umat yang percaya dengan kebesaran Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam hendaknya harus patuh dan mengikuti ajaran yang telah tersurat dalam kitab suci tersebut," ucapnya.

Agus Salim lebih lanjut mengatakan sebagai umat Islam menjalankan ajaran dan perintah Tuhan dengan melakukan shalat lima waktu adalah dasar utama menjalankan ajaran Islam.

Dia mengatakan, kerukunan umat beragama di Pulau Bali sudah terjalin sejak zaman kerajaan dan bersatu mengusir penjajah di wilayah Nusantara.

"Perbedaan dalam penganut kepercayaan hendaknya disikapi secara bijaksana karena semua ajaran agama mengajarkan umatnya agar berbuat baik dan menjauhkan dari segala kebencian," katanya.

Maka dari itu, kata Agus Salin, sebagai umat Muslim pada hari yang Fitri ini harus mampu introspeksi diri dan saling bersilaturahim untuk menumbuhkan semangat baru untuk menjalankan aktivitas ke depan.

Agus Salim mengatakan, kerukunan umat beragama di Bali harus menjadi contoh di daerah lain. Karena di Bali yang mayoritas umat Hindu bisa hidup berdampingan.

Pewarta: I Komang Suparta
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019