"Saya berniat mengajak anak dan keponakan ke Monas setelah shalat Idul Fitri dan silaturahmi bersama keluarga. Ternyata Monas tutup," kata Rahmad Setiawan, warga Kebayoran Lama, saat ditemui di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.
Rahmad mengatakan, pada Idul Fitri 1440 H kali ini, dia menjadi tuan rumah untuk silaturahmi keluarga besarnya. Karena itu, sanak saudaranya dari beberapa kota datang ke Jakarta untuk berlibur.
Berlatar "tugasnya" itu, dia sudah merencanakan mengajak anak dan keponakan-keponakannya ke Monas pada hari pertama Idul Fitri, karena dia nilai Monumen Nasional setinggi 127 meter dari tanah, sebagai tempat wisata murah meriah dan memiliki nilai pendidikan. Monumen Nasional salah satu bangunan tertinggi di Jakarta, bahkan di Indonesia; dari pelataran paling atas, orang bisa menyapu pemandangan atas Jakarta.
"Saya tidak tahu kalau seluruh tempat wisata yang dikelola pemerintah Provinsi DKI Jakarta tutup pada hari pertama Idul Fitri," ujarnya.
Hal senada juga disampaikan Umar, warga Condet. Sebagai warga asli Jakarta, dia memang tidak mudik ke luar Jakarta karena keluarga besarnya tinggal di Jakarta.
"Karena itu saya mengajak anak-anak ke Monas. Karena tutup, akhirnya hanya naik delman saja, lalu nanti jalan-jalan saja keliling kota. Mumpung jalanan Jakarta sepi," katanya.
Delman yang ada di sekeliling Monas memang akhirnya menjadi pilihan pengunjung yang kecewa karena Monas ditutup. Hal itu mendatangkan rezeki bagi para kusir delman.
"Lumayan lah. Sampai siang ini sudah dapat lima tarikan. Mudah-mudahan sore nanti lebih ramai," ujar Eko, salah satu kusir delman.
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019