Berdasarkan pantauan ANTARA di lokasi, Minggu, kemacetan tersebut terjadi mulai jalur Tanjung Pura, Karawang, hingga ke Cikopo, Cikampek.
Terlihat bus-bus antarkota dari arah Jakarta, Bekasi, dan Cikarang yang seharusnya tidak melewati jalur arteri jika sedang dalam kondisi normal.
"Ini terjadi dari pagi karena kebijakan satu arah di tol ke arah Jakarta," kata Ujang, pedagang kaki lima di sekitar Tanjung Pura, Karawang dengan bahasa Sunda.
Kepadatan yang terjadi akibat kebijakan one way di tol Jakarta-Cikampek, penumpang bus antarkota terpaksa menambah waktu perjalanannya lebih lama karena rekayasa jalan yang menutup akses langsung ke tol.
Tyas, penumpang bus antar kota jurusan Cikarang-Bandung, mengatakan harus menghabiskan waktu lebih dari dua kali lipat untuk menuju Kota Kembang.
Ia lantas menceritakan bagaimana dirinya yang naik bus antarkota di Tanjung Pura, Karawang, dan hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit hingga paling lama 45 menit untuk kendaraan yang dinaikinya masuk ke tol.
Namun, pada hari Minggu ini (H+3 Idulfitri), Anggun membutuhkan waktu hampir 5 jam untuk masuk ke tol.
"Tadi naik sekitar pukul 14.30 WIB, dan baru pada pukul 19.15 WIB baru bisa masuk Cipularang lewat Dawuan yang harus mutar ke Jomin terus masuk ke kawasan industri, soalnya banyak gerbang tol yang ditutup sehingga busnya tidak bisa langsung menyeberang ke akses tol," ujarnya.
Tyas sangat menyayangkan hal seperti ini terjadi. Pasalnya, selain memburu waktu untuk menjemput anaknya, arah yang dia tuju juga seharusnya tidak terkena imbas kemacetan karena berlawanan arah dengan arus balik Lebaran 2019.
"Saya mau ketemu anak saya di Bandung, harusnya mungkin pukul 18.00 WIB sudah sampai. Akan tetapi, hari ini harus menghabiskan waktu 6 jam baru sampai di Bandung, ya, kecewa karena 'kan arah yang saya tuju bukan arah arus balik," ucapnya.0
Kebijakan satu arah di Tol Cikampek memang menjadi pilihan pemerintah sebagai rekayasa lalu lintas dalam menghadapi arus mudik dan balik yang diprediksi sangat tinggi pada tanggal 1 Syawal 1440 Hijriah.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2019