Selama ini, sering mendengar tokoh Niti Semito serta Djamhari merupakan pelopor lahirnya rokok kretek pertama di Indonesia
Kudus (ANTARA) - Museum Kretek Kudus, Jawa Tengah masih dipadati pengunjung dari berbagai daerah yang memanfaatkan libur Lebaran, mengingat museum yang menceritakan soal sejarah kretek tersebut hingga saat ini hanya ada di Kudus.

Para pengunjung tampak lalu lalang keluar masuk museum. Pemandangan seperti itu jarang terjadi pada hari-hari biasa.

Fina, salah seorang pengunjung Museum Kretek Kudus di Kudus, Selasa, mengaku berkunjung ke Museum Kretek karena ingin mengetahui secara lengkap sejarah rokok kretek.

Apalagi, saat ini dirinya masih masa liburan Lebaran 2019.

"Setidaknya bisa menambah wawasan tentang tokoh-tokoh pendiri pabrik rokok yang menjadi cikal bakal diproduksinya rokok kretek," ujar warga asal Kota Rembang itu.

Karmiyanto, pengunjung lainnya, mengaku mengunjungi museum kretek karena kebetulan berlebaran di Kudus.

Dalam kunjungan ke museum yang menceritakan sejarah kretek itu, dia mengajak semua anggota keluarganya.

Selain untuk berwisata, kata dia, kunjungan ke museum juga menambah wawasan, terutama tentang sejarah kretek serta para tokoh-tokohnya.

"Selama ini, sering mendengar tokoh Niti Semito serta Djamhari merupakan pelopor lahirnya rokok kretek pertama di Indonesia serta berperan mengenalkan kretek di berbagai daerah. Dengan berkunjung ke museum kretek semakin jelas siapa saja tokoh tersebut," ujarnya.

Kepala UPT Museum Kretek Kudus Kasman mengakui sejak libur Lebaran jumlah pengunjung museum memang meningkat dari sebelumnya berkisar 100-an pengunjung per hari, kini menjadi 500-an pengunjung.

Dalam rangka melayani masyarakat yang ingin berkunjung ke Museum Kretek, sejak 6 Juni 2019 tempat itu sudah dibuka untuk masyarakat.

"Sepanjang pelajar masih libur, pengunjung museum biasanya masih tetap banyak seperti halnya hari ini (11/6)," ujarnya.

Koleksi museum itu, di antaranya tentang proses produksi rokok kretek, dari pembuatan secara manual sampai menggunakan teknologi modern, serta patung sejumlah tokoh penting yang berperan dalam memajukan bisnis rokok di Indonesia.

Fasilitas tambahan yang tersedia di objek wisata museum di Desa Getas Pejaten, Kecamatan Jati itu, antara lain kolam renang, "water boom", "technopark", mini theater, rumah adat Kudus, dan taman bermain anak.

Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019