"Adanya proyek pengembangan stasiun tersebut membuat kami harus membatasi kecepatan semua kereta api yang akan melintasi Stasiun Manggarai, dari KRL, Kereta Bandara, dan KA komersial antarkota," kata dia, usai meresmikan fasilitas jembatan penghubung Stasiun Batu Ceper di Tangerang, Kamis.
Ia mengatakan, pembatasan kecepatan kereta api yang melintas diberlakukan tidak melebih 20 kilometer per jam sehingga durasi perjalanan lebih lama dibandingkan biasanya karena seluruh KA akan lebih lama menunggu giliran untuk memasuki Stasiun Manggarai.
Kondisi itulah, kata dia, yang membuat perjalanan kereta api saat akan melintas Manggarai jadi lebih lama. "Apalagi Stasiun Manggarai adalah titik pertemuan berbagai jenis kereta, dari KRL, KA antarkota, dan Kereta Bandara, dari sejumlah rute," kata dia.
Menurut dia, pembatasan kecepatan seperti itu sangat diperlukan untuk mendukung keamanan dan keselamatan selama proses pembangunan untuk memperluas Stasiun Manggarai. "Saat ini rata-rata pengguna jasa KRL Commuterline mencapai 1,15 juta orang per hari dengan total 955 perjalanan," kata dia.
Dengan semakin banyaknya pengguna jasa KRL, kata dia, PT KAI mengimbanginya dengan meningkatkan fasilitas pelayanan.
Perluasan Stasiun Manggarai, menurut dia, menjadi upaya untuk peningkatan fasilitas pelayanan itu. "Apalagi penumpang melalui Stasiun Manggarai juga semakin banyak. Daya tampung stasiun ini perlu diperbesar," kata dia.
Juga baca: Perjalanan KRL kembali normal usai rel patah jalur Bojonggede-Citayam
Juga baca: Penumpang Stasiun Taman Kota menanggapi rencana pemberhentian THB
Juga baca: Suara petugas KRL serak, sejumlah penumpang tertawa geli
Mengenai target waktu selesainya proyek perluasan Stasiun Manggarai, dia mengatakan, belum bisa memberikan informasi pasti karena kendali perluasan stasiun itu ada pada Kementerian Perhubungan.
Namun, lanjut dia, PT KAI akan mendukung Kementerian Perhubungan agar perluasan Stasiun Manggarai ini dapat cepat selesai sehingga ketepatan waktu jadwal perjalanan kereta api baik KRL maupun kereta komersial lainnya dapat kembali dicapai.
Sementara itu, salah satu pengguna jasa KRL Commuterline asal Kota Depok, Immanuel Antonius mengeluhkan keterlambatan perjalanan yang dia alami selama sebulan terakhir ini.
"Waktu keterlambatan tidak pasti, kadang molor setengah jam, kadang molor hingga satu jam," kata pria yang akrab dipanggil Anton itu.
Senada dengan Anton, pengguna jasa KRL Commuterline lainnya, Citra Wulan, mengatakan, keterlambatan yang sering dia alami selama menggunakan KRL Commuterline beberapa kali membuat dia terlambat masuk kerja di kantornya karena lama waktu keterlambatan tidak menentu.
"Apalagi kalau kondisi di dalam gerbong penuh sesak dan pendingin udara tidak bekerja maksimal, keterlambatan semakin menyiksa penumpang yang ada di dalam gerbong KRL," kata dia.
Ia berharap agar permasalahan ini dapat segera diselesaikan PT KAI agar para pengguna jasa KRL Commuterline tidak kecewa.
Pewarta: Aditya Putra
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019