Obat penyakit itu adanya di antara ikhtiar-ikhtiar kita
Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Republik Indonesia Ahmad Muzani mengimbau untuk terus berikhtiar dan meningkatkan solidaritas sesama saat bulan Ramadhan di tengah pandemi COVID-19 menyerang bangsa Indonesia.

Muzani meyakini Tuhan pasti memberikan solusi apabila manusia terus berikhtiar dan berdoa.

"Kita meyakini bahwa semua yang datang dari Allah, apa pun penyakitnya pasti ada obatnya. Obat penyakit itu adanya di antara ikhtiar-ikhtiar kita, kita harus terus-menerus berikhtiar untuk mencari solusi atas musibah ini," ujar Ahmad Muzani berdasarkan rilis yang diterima di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Lembaga Eijkman sediakan VTM bagi pelayanan kesehatan se-Indonesia


Menurut Sekretaris Jenderal Partai Gerindra itu, momentum bulan Ramadhan di tengah wabah COVID-19 melanda Tanah Air adalah ladang amal dan perekat solidaritas antarmanusia dalam mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Karena itu, ia berpesan agar rakyat tidak boleh dilanda keputusasaan, senantiasa sabar dan tawakal, serta tidak saling menyalahkan.

"Karena kita memiliki kekuatan dan kita memiliki kebersamaan dalam menghadapi musibah ini. Saya merasakan bahwa solidaritas kita antarmanusia dan antarmasyarakat begitu besar dalam menghadapi COVID-19 ini, dan bulan puasa adalah momentum yang tepat bagi kita meningkatkan ibadah, meningkatkan solidaritas dalam menghadapi musibah ini," ujar Ahmad Muzani.

Momentum puasa kali ini, kata Muzani, mungkin adalah yang pertama dalam sejarah, dimana bangsa-bangsa di dunia secara bersama-sama menghadapi pandemi yang sampai sekarang belum diketahui kapan ujungnya itu.

Sedangkan COVID-19 yang mewabah di wilayah Indonesia, diprediksi akan terus berlangsung selama bulan Ramadhan bahkan hingga Lebaran.

Shalat Tarawih berjamaah selama bulan puasa hingga mudik Lebaran dipastikan tidak akan terjadi pada Idul Fitri 1441 Hijriah mendatang.

Alasannya, karena adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah daerah hingga larangan mudik yang ditetapkan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) pada Selasa (21/4) kemarin.
Baca juga: MUI: Bedakan takut corona dengan musyrik


Menghadapi bulan puasa yang diperkirakan jatuh pada tanggal 24 April 2020 itu, Ahmad Muzani mengajak seluruh masyarakat untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Masyarakat diminta harus terus berikhtiar dan tolong menolong membantu dalam menghadapi krisis imbas wabah Virus Corona.

"Di dalam bulan puasa ini, diharapkan dapat menjadi pendorong bagi kita semua untuk meningkatkan amal soleh, ibadah dan sedekah bagi pribadi-pribadi kita," ujar Muzani pula.

Tidak hanya sebagai ladang beramal, Muzani berharap ibadah puasa yang dijalani selama bulan Ramadhan dapat meningkatkan daya tahan tubuh personal umat muslim hingga membentuk ketahanan sosial masyarakat.

Imun personal dan imun sosial tersebut diyakini akan menjadi kunci kekuatan dan obat dalam menghadapi pandemi itu.

Muzani juga berharap pandemi COVID-19 berlangsung hingga bulan Ramadhan dapat meningkatkan ketakwaan umat kepada Tuhan yang Maha Esa.

Pendekatan ketuhanan, menurut dia, dapat menjadi pendekatan baru bagi masyarakat untuk berbangsa dan bernegara dalam menghadapi situasi saat ini.

"Dan barangkali saja, ini adalah ujian Tuhan kepada kita agar kita semakin dekat kepada Tuhan, semakin dekat dengan sesama manusia, dan agar kita semakin dekat dengan alam," kata Ahmad Muzani.

Merujuk hal tersebut, Ahmad Muzani berharap agar masyarakat dapat melihat makna dari wabah Virus Corona. Sebab, semua ujian dan cobaan yang diberikan oleh Tuhan menurutnya memiliki makna.

"Mungkin ujian ini sebagai tanda bahwa selama ini kita jauh dari Tuhan, jauh dari kepentingan kita sesama manusia dan jauh dari kepentingan alam," kata Muzani pula.
Baca juga: Ramadhan saat COVID-19 mirip zaman Nabi Muhammad

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2020