Kashgar (ANTARA) - Sektor pariwisata di Daerah Otonomi Xinjiang, China, sudah mulai bergeliat namun belum sepenuhnya pulih dari dampak pandemi.

"Butuh kerja keras untuk memulihkannya," kata Deputi Direktur Kantor Informasi Publik Daerah Otonomi Xinjiang Elijan Anayat ditemui ANTARA di objek wisata Kota Tua Kashgar, Senin.

Sebelum pandemi, Xinjiang bisa mendatangkan 200 juta wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, per tahun.

"Tahun lalu kami hanya menerima tiga juta wisatawan. Masih jauh dari harapan," ujarnya.

Kashgar menjadi salah satu tujuan utama wisatawan yang berkunjung ke Xinjiang meskipun jaraknya cukup jauh dari Ibu Kota Xinjiang di Urumqi.

Dari Urumqi menuju Kashgar memerlukan waktu tempuh 1,5 jam dengan menggunakan pesawat terbang, sedangkan kereta api membutuhkan waktu 10 jam.

Kalau perjalanan bus atau kendaraan roda empat lainnya bisa memerlukan waktu 24 jam karena harus mengitari kawasan gurun Taklimakan.

Selain pemandangan alam gurun pasir dan danau, kota yang banyak dihuni oleh etnis minoritas Muslim Uighur itu juga dikenal dengan wisata kuliner.

Makanan yang didominasi daging kambing menjadi makanan favorit penduduk setempat. Kurma dari berbagai jenis juga menjadi keunggulan tersendiri bagi kota yang secara geografis lebih dekat ke Pakistan dan Afghanistan itu.

Kashgar salah satu kota di Xinjiang yang pernah menjadi sasaran serangan terorisme selama kurun waktu 1992-2014.

"Musim semi ini merupakan waktu yang tepat untuk berwisata ke Xinjiang," kata Elijan yang berlatar belakang Uighur itu. (T.M038)

Baca juga: 30 diplomat dari 21 negara kunjungi Xinjiang
Baca juga: Beijing bisa terima kunjungan PBB ke Xinjiang

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Suharto
Copyright © ANTARA 2021