Jakarta (ANTARA) - Sejumlah berita humaniora sepekan yang masih menarik untuk dibaca, mulai dari imbauan Presiden Jokowi untuk mudik lebih awal hingga kuota jamaah haji Indonesia.

1. Presiden imbau pemudik berangkat lebih awal hindari puncak arus mudik

Presiden Joko Widodo mengimbau para pemudik untuk berangkat lebih awal ke kampung halaman masing-masing, guna menghindari puncak arus mudik Idul Fitri 1433 H yang diperkirakan berlangsung pada 28, 29 dan 30 April 2022.

Berita selengkapnya bisa dibaca di sini

2. Kuota jamaah haji Indonesia 100.051 orang

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengumumkan kuota jamaah haji untuk Indonesia pada penyelenggaraan ibadah haji 1443 Hijriah/2022 Masehi sebanyak 100.051 orang.

"Alhamdulillah atas ikhtiar dan doa kita semua, pada tahun ini kita akan memberangkatkan kembali jamaah haji dengan kuota 100.051 jamaah dan 1.901 petugas," ujar Yaqut.

Berita selengkapnya bisa dibaca di sini

3. Vaksinasi kanker serviks dibiayai negara dan bersifat wajib

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan vaksinasi Human Papillomavirus (HPV) untuk memberi perlindungan terhadap risiko virus penyebab kanker serviks bersifat wajib dan dibiayai oleh negara.

"Vaksinasi HPV diberikan secara gratis, dibiayai oleh negara," kata Budi Gunadi Sadikin.

Berita selengkapnya bisa dibaca di sini

4. Menag tegaskan vaksinasi booster ikhtiar ciptakan mudik sehat-aman

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menegaskan gerakan "Vaksinasi Booster Satu Juta Dosis" yang diluncurkan Kemenag, PBNU dan Polri merupakan ikhtiar dalam menciptakan mudik yang sehat dan aman.

"Vaksinasi ini tidak ada tujuan lain selain pemerintah ingin melindungi warganya dan yang paling penting adalah agar bisa mudik setelah libur mudik dua tahun. Bisa mudik dengan selamat, sehat, yang di rumah juga aman," kata Yaqut.

Berita selengkapnya bisa dibaca di sini

5. Satgas: Kebijakan mudik pembelajaran dari tiga lonjakan kasus COVID-19

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan setiap kebijakan yang diterapkan saat mudik merupakan bentuk pembelajaran dari tiga kali lonjakan kasus COVID-19 sebelumnya.

"Mudik menjadi satu hal yang penting bagi masyarakat karena mereka sudah lama tidak mudik. Tapi kita berkaca pada pengalaman tiga lonjakan kasus sebelumnya yang terjadi usai libur panjang, nyatanya kasus juga melonjak. Maka dari itu kita perlu berhati-hati," kata Wiku.

Berita selengkapnya bisa dibaca di sini

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022