“Ada beberapa (jalur), seperti jalur lintas selatan maupun Pantura yang dilewati pemudik punya potensi desa-desa wisata yang bisa dikunjungi dan bisa memecah tumpukan kendaraan yang menyebabkan kemacetan lalu lintas,” katanya saat berkunjung ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Jakarta, Sabtu.
Selain mengurangi kemacetan, kunjungan para pemudik ke desa wisata diharapkan menjadi zona beristirahat sementara sehingga mengurangi potensi kecelakaan di perjalanan darat akibat kelelahan.
Guna mendorong pemudik berlibur ke pelbagai desa wisata, Sandiaga memberikan informasi terkait hal tersebut di posko-posko mudik yang disediakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) di sejumlah daerah, termasuk melalui sarana digital.
“Posko-posko juga menjadi layanan pariwisata dan ekonomi kreatif, menampilkan musik-musik Indonesia untuk para pemudik yang mungkin kelelahan, butuh refreshing. Karena kalau terlalu lelah kan akan berbahaya,” ungkap Menparekraf.
Menurut Sandiaga, upaya menyusutkan kemacetan dapat dilakukan pula dengan menghadirkan kereta gantung di berbagai destinasi wisata, seperti di kawasan Puncak Jawa Barat.
Wahana tersebut juga dinilai sebagai sebuah inovasi transportasi ramah lingkungan karena tidak mengeluarkan emisi karbon sehingga harus dihadirkan di tempat wisata.
Karena itu, Kemenparekraf sedang berusaha merealisasikan beberapa inisiatif kereta gantung di Danau Toba Sumatera Utara, Borobodur di Jawa Tengah, Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur, dan di Puncak.
Nantinya, pemerintah akan bekerja sama dengan badan usaha guna membantu pengadaan anggaran melalui konsep Kemitraan Pemerintah dan Badan Usaha (KBPU).
“Sekarang kita sudah menerima beberapa proposal untuk ditelaah dan kita tindaklanjuti nanti setelah Lebaran dengan langkah-langkah konkrit,” ujar Sandiaga.
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Slamet Hadi Purnomo
Copyright © ANTARA 2022