Ternate (ANTARA) - Ratusan pengunjung menikmati liburan panjang Idul Fitri 1443 Hijriah di objek wisata hutan mangrove Sofifi, Maluku Utara (Malut) sebagai satu satu potensi pariwisata andalan dan manfaatnya dapat dirasakan para warga di daerah ini.
Ratusan pengunjung menikmati liburan panjang lebaran Idul Fitri 1443 Hijriah di objek wisata hutan mangrove Sofifi, Maluku Utara sebagai satu satu potensi pariwisata andalan dan manfaatnya dapat dirasakan para warga di daerah ini (Abdul Fatah)

"Pada liburan Idul Fitri 1443 Hijriah, setiap hari ratusan pengunjung bersama keluarga menikmati objek wisata hutan mangrove," kata Kepala Pos Hutan Mangrove, Dinas Kehutanan Malut, Badar Maujud kepada ANTARA, Jumat.

Dia menyatakan, biasanya setiap hari pada waktu normal pengunjung yang datang sebanyak 90 hingga 100 orang per hari, tetapi pada Lebaran kali ini pengunjung setiap hari mencapai 300 hingga 400 orang.

Warga yang datang ke objek wisata mangrove biasanya untuk menikmati suasana alamnya dan berfoto-foto bersama keluarga.

Sedangkan, untuk tarif masuk Rp5.000 per orang di objek wisata hutan mangrove ini dan pengunjung bisa sepuasnya menikmati alam hutan mangrove yang asri.

Sementara itu, Gubernur Malut, Abdul Gani Kasuba (AGK) sebelumnya menyatakan, kawasan ekowisata hutan Mangrove Guraping merupakan salah satu potensi sumber daya alam, yang perlu menjadi perhatian kita semua untuk dapat dikelola dan digunakan secara arif dan bijaksana," kata Gubernur AGK di Sofifi, Selasa.

Sehingga, gubernur mengharapkan dukungan semua pihak baik OPD lingkup Provinsi Maluku Utara, dunia usaha baik BUMN, BUMS, BUMD maupun masyarakat Kelurahan Guraping untuk bersama-sama menjaga, memelihara dan mengelola kawasan Wisata Hutan Mangrove Guraping ini, secara lestari hingga dapat terus dirasakan manfaatnya bagi generasi yang akan datang.

Hutan Mangrove Guraping dengan keragaman hayati di dalamnya baik flora maupun fauna, biota darat maupun biota lautnya, merupakan kekayaan alam yang patut disyukuri bersama.

Gubernur juga berharap dengan adanya keberadaan hutan mangrove di wilayah Provinsi Maluku Utara, termasuk yang ada di Kelurahan Guraping ini, bukan hanya dijadikan sebagai destinasi wisata semata, tetapi juga dapat digunakan sebagai sarana edukasi untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pelestarian dan pemanfaatan sumber daya alam yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Baca juga: Morotai bisa menjadi koridor wisata wilayah terluar Indonesia

Baca juga: Ternate potensial jadi tujuan wisata religi di bulan Ramadhan

Baca juga: Peduli ekosistem laut, elemen di Malut kelola mangrove-satwa liar

 

Pewarta: Abdul Fatah
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022