Ragam cerita humanis terselip di antara lautan manusia yang tiap harinya terburu-buru bergerak menyeberangi Selat Sunda menuju Pulau Jawa pada arus balik Lebaran 2022, untuk mengejar waktu sebelum masa cuti bagi pekerja berakhir.
Kali ini cerita humanis itu terungkap di balik seragam cokelat milik abdi negara yang telah sepekan terakhir bertugas melayani pemudik di Pelabuhan Bakauheni sejak arus mudik hingga penghujung arus balik.
Mengindahkan sementara keinginan berkumpul bersama keluarga untuk menunaikan tugas dan kewajiban pada masa cuti bersama hari raya besar keagamaan sebagai pelayan masyarakat, hal tersebut menjadi kebiasaan tahunan yang harus terus dilalui. Dan itu tidak memutuskan semangat dan rasa empati para petugas untuk menolong pemudik yang kesulitan dalam perjalanan.
Aipda Ebenezer Manurung, salah seorang anggota kepolisian yang ditugaskan di KSKP Bakauheni Polres Lampung Selatan, menjadi salah satu contoh dari beragam subjek pembentuk cerita-cerita humanis di tengah arus balik di H+5 Lebaran 2022 yang merupakan hari raya perdana setelah pandemi COVID-19 berlangsung selama dua tahun terakhir.
Di tengah hiruk pikuk pemudik yang berlalu-lalang di berbagai area di Pelabuhan Bakauheni, petugas berusia 42 tahun itu dengan jeli mampu menangkap raut muka pemudik yang mengalami kesulitan, salah satunya seorang pemudik yang memiliki keterbatasan penglihatan sejak lahir.
Ia menceritakan pemudik pria berusia lebih dari 50 tahun, menggunakan tas punggung berwarna hitam itu berdiri termangu kebingungan di loket verifikasi tiket kapal reguler. Tongkat besi di tangan menjadi satu-satunya petunjuk arah dan alat pengarah bagi perginya tubuh renta yang tetap kuat bepergian tanpa pendamping dengan perut yang lapar di tengah jam sibuk penyeberangan.
"Saya lihat memang pemudik itu kebingungan, dan ternyata memiliki kekurangan yaitu tunanetra yang diketahui beliau berprofesi sebagai tukang pijat. Pemudik tersebut akhirnya saya tuntun untuk menaiki tangga menuju kapal reguler menuju Banten dan diupayakan bisa menyeberang tanpa harus memiliki tiket karena kesulitan saat hendak membeli di loket," ujarnya dengan raut muka sedih.
Baca juga: Polres Lampung Selatan cek kesehatan pemudik sebelum masuk kapal
Dia mengatakan untuk memastikan keselamatan pemudik disabilitas sampai tempat tujuan, telah dikoordinasikan pula kepada petugas penyeberangan untuk memberikan atensi khusus kepada pemudik itu.
"Tadi ditempatkan di ruang VIP dan sudah kita titipkan kepada petugas yang ada di kapal untuk dibantu saat turun kapal, serta minta mereka untuk mengantarkan sampai memperoleh kendaraan umum. Kita bantu karena kadang teringat orang tua yang ada di rumah bila kejadian serupa terjadi," katanya.
Ternyata niat mulia Aiptu Ebenezer dalam membantu pemudik di momen arus balik tidak hanya berhenti di situ saja. Sempat pula dirinya menemukan momen di mana pemudik kendaraan roda dua kehabisan bensin saat mengantre menuju loket pembelian.
Bagaikan kilas balik menuju beberapa saat lalu ketika kejadian itu berlangsung, ia menceritakan saat dirinya melintas dengan sepeda motornya terlihat ada seorang pemudik kendaraan roda dua yang kalut karena kehabisan bahan bakar minyak di tengah malam dan di dalam mengularnya kendaraan mengantre tiket.
"Saat saya melintas hendak piket ke Pelabuhan Bakauheni ada pemudik yang kebingungan karena bensin habis, jadi spontan saja dibelikan bensin karena kasihan juga mereka sudah kelelahan dalam perjalanan dan itu juga sudah jadi tugas kita sebagai anggota kepolisian harus mengayomi dan menjadi sahabat masyarakat," tambahnya.
Tak hanya Aiptu Ebenezer, sejumlah tenaga siaga di posko pelayanan kesehatan yang dijaga oleh para tenaga kesehatan yang berasal dari puskesmas terdekat serta polwan dengan setia membantu pemudik yang kelelahan serta sakit.
Pemeriksaan kesehatan secara sukarela, pembagian vitamin, hingga menyiapkan sarana prasarana kesehatan bagi pemudik telah terencana dengan baik dan rapi, sehingga sampai dengan saat ini belum ada pemudik yang mengalami kelelahan ekstrem, hingga kehilangan kesadaran.
Diperiksanya kondisi kesehatan pemudik pada arus balik kali ini difokuskan pada pengendara roda dua, karena keadaan pemudik rentan mengalami kelelahan akibat perjalanan jauh dan kurangnya beristirahat untuk mengejar jadwal keberangkatan kapal penyeberangan.
Baca juga: Arus balik di Pelabuhan Trisakti Banjarmasin belum meningkat drastis
Selain memberikan pelayanan berupa pemeriksaan kesehatan, telah tersedia pula area ramah anak dengan beragam permainan yang tentunya menarik perhatian serta membuang rasa penat anak. Tak hanya itu, ada pula ruang laktasi bagi pemudik perempuan yang terlihat banyak membawa anak-anak di bawah usia satu tahun.
Suara imbauan untuk memastikan kondisi anak yang dibawa dalam perjalanan menggunakan kendaraan roda dua tetap aman, dan memastikan kondisi pengendara agar selalu bugar terus dilontarkan melalui pengeras suara. Imbauan-imbauan itu bukanlah menjadi peringatan basa-basi biasa melainkan bentuk kepedulian para petugas yang juga seorang ibu yang harus meninggalkan keluarganya untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Lalu adapula cerita dari para pemudik sepeda motor yang merasakan bantuan dari pengawalan yang dilakukan oleh petugas saat melintasi Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) selama melakukan perjalanan di malam hari menuju Pelabuhan Bakauheni ataupun ke Bandarlampung.
Aksi dan cerita humanis yang terbingkai rapi dalam momen Lebaran 2022 menjadi salah satu penggambaran atas adanya sisi kemanusiaan dari seorang abdi negara yang harus mengemban tugas menjaga keceriaan berjuta masyarakat untuk bersilaturahim bersama keluarga pada hari raya di provinsi yang merupakan daerah perlintasan serta pintu gerbang Pulau Sumatera.
Baca juga: Kapolres Lampung Selatan sebut H+4 jadi puncak arus balik
Baca juga: Gapasdap kerahkan 65 armada kapal laut pada puncak arus balik
Baca juga: Menteri Perhubungan pastikan sarana di Pelabuhan Panjang baik
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022