Sangat potensial, karena kampung wisata ini bisa menciptakan suasana yang mungkin mereka (wisatawan) belum temukan.Yogyakarta (ANTARA) - Pakar yang juga Peneliti Pusat Studi Pariwisata (Puspar) Universitas Gadjah Mada (UGM) Destha Titi Raharjana menekankan optimalisasi potensi 25 kampung wisata di Kota Yogyakarta menyambut momentum libur dan cuti Lebaran 2024.
Destha dalam diskusi bertajuk "Fenomena Mudik dan dampak bagi Sektor Pariwisata" di UGM, Sleman, D.I Yogyakarta, Kamis (28/3), menekankan hal itu sebagai upaya menangkap peluang kunjungan wisata seiring tingginya jumlah pemudik yang diprediksi masuk Yogyakarta pada Lebaran tahun ini.
"Sangat potensial, karena kampung wisata ini bisa menciptakan suasana yang mungkin mereka (wisatawan) belum temukan," kata dia.
Destha menyebut ada tiga kampung wisata yang dapat menjadi "role model" dari total 25 kampung wisata di Kota Yogyakarta, yakni Kampung Wisata Prenggan, Kampung Wisata Purbayan, dan Kampung Wisata Rejowinangun yang seluruhnya berada di Kecamatan Kotagede.
Dia mencontohkan Kampung Wisata Rejowinganun mampu berjejaring dengan industri, salah satunya Gembira Loka Zoo.
"Gembira Loka Zoo mampu digandeng oleh (Kampung Wisata) Rejowinangun jadi paket wisata, sehingga wisatawan di Rejowinangun boleh masuk secara gratis," kata dia.
Melalui kemasan promosi serta penyediaan paket wisata yang tepat, dia meyakini kampung wisata bisa diandalkan untuk menahan pemudik sekaligus wisatawan sehingga lebih lama tinggal di Kota Gudeg.
Tidak kalah penting, menurut Destha, sumber daya manusia (SDM) yang mampu menyampaikan interpretasi terkait masing-masing kampung wisata juga diperlukan untuk mendorong wisatawan tinggal lebih lama.
Dengan memperpanjang lama tinggal, menurut Destha, diharapkan para wisatawan lebih banyak membelanjakan uangnya di Kota Yogyakarta.
"Pengembangannya pada wisata minat khusus yang tentunya menyasar 'small group' bukan mass tourism (kelompok besar) sehingga bisa diharapkan mampu membelanjakan uang lebih banyak," kata dia lagi.
Kementerian Perhubungan memperkirakan sebanyak 193,6 juta penduduk akan melakukan mudik Lebaran tahun ini, dengan 6 persen atau 11,7 juta di antaranya diprediksi bakal mengunjungi DIY.
Bagi Destha, hal tersebut adalah peluang mengingat tradisi mudik mampu memberikan dampak berganda bagi perekonomian yang menjadi daerah tujuan mudik.
"Kegiatan mudik Lebaran bisa meningkatkan sektor pariwisata. Selain tujuannya pulang kembali ke kampung halaman, para pemudik yang berkesempatan melihat daya tarik wisata bisa menambah pendapatan masyarakat sekitar," kata dia pula.
Selain menambah pendapatan asli daerah lewat tiket masuk wisata dan parkir, menurut dia, arus mudik juga dapat meningkatkan belanja masyarakat dan konsumsi rumah tangga.
Oleh karena itu, pemerintah bersama penyedia jasa serta pelaku wisata perlu memastikan tumbuhnya ekosistem pariwisata yang nyaman bagi pengunjung dalam rangka mewujudkan destinasi wisata yang bertanggung jawab.
"Pelaku usaha jasa wisata harus mampu melayani secara proporsional, jangan sampai merusak citra wisata hanya karena menaikkan harga dengan alasan 'aji mumpung' atau memberikan layanan yang kurang baik," kata dia.
Baca juga: Kunjungan wisatawan ke Kampung Adat Todo Manggarai NTT meningkat
Baca juga: Pemkot Denpasar fokus garap Desa Wisata Serangan di 2024
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024