Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis kandungan dan kebidanan Rumah Sakit Pelni memberikan kiat-kiat kepada para ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan kehamilan melalui USG hingga membawa cemilan berprotein tinggi guna menjaga kondisinya tetap sehat selama perjalanan mudik.

“Sebelum mudik, persiapkan kondisi ibu dan janin, apakah ada kelainan atau tidak. Sesuaikan waktu kontrol dengan waktu trimester kehamilannya, kita harus siapkan semua agar tahu apakah ada risiko misalnya apa janinnya kecil, ukurannya kurang, itu tidak boleh. Jadi harus benar-benar normal,” kata dr. Dewita Nilasari, Sp.OG dalam diskusi media di Jakarta, Rabu.

Dewita menuturkan saat memeriksakan kandungan ibu ke fasilitas kesehatan, dokter perlu menggunakan USG agar tumbuh kembang janin dapat terpantau dengan baik. Disarankan supaya suami turut mendampingi sebagai bentuk suportif pada program kehamilan yang sedang dijalani.

Kehadiran kedua belah pihak juga dapat mengedukasi suami secara langsung terkait apa saja yang diperlukan ibu hamil selama perjalanan, termasuk hal-hal apa saja yang mesti dijauhi dan tindakan apa yang perlu diambil saat ibu tiba-tiba mengalami pecah ketuban dan lain sebagainya.

“Penting juga untuk meminta surat keterangan layak berpergian dari dokter kehamilan, biasanya yang paling sering diminta ketika naik pesawat dan kereta walaupun kereta tidak semuanya. Perlu diingat tiap transportasi punya batas maksimal untuk ibu hamil,” katanya.

Baca juga: Ini yang perlu dipersiapkan ibu hamil saat ingin mudik

Baca juga: Dokter ingatkan pentingnya istirahat bagi ibu hamil saat mudik

Selain meminta surat layak berpergian, keluarga perlu mempelajari ketentuan penumpang bagi ibu hamil pada moda transportasi yang dibutuhkan. Misal, ibu membutuhkan tempat duduk yang luas seperti di area sayap atau kursi penumpang bagian depan bila menaiki pesawat.

Termasuk mencari informasi soal fasilitas kesehatan yang berdiri di jalur mudik yang dilalui. Pastikan fasilitas kesehatan itu memiliki layanan yang dibutuhkan oleh ibu dan bayi.

Dewita menekankan upaya tersebut harus jadi perhatian lebih, mengingat usia kehamilan yang ideal untuk ibu hamil ikut mudik adalah 14 sampai 28 minggu atau sudah memasuki trimester kedua.

Sebab, waktu tersebut dapat dikatakan lebih aman dari trimester pertama yang berisiko membuat ibu mengalami flek dan ancaman keguguran. Sementara pada trimester tiga, ibu perlu mempersiapkan diri mendekati waktu lahiran, sehingga dikhawatirkan bayi lahir prematur atau ketuban pecah di perjalanan.

“Makanya sebelum mudik bisa konsultasi ke dokter kandungannya, jika ada risiko-risiko nanti dokter kandungan bisa memberikan obat penguat selama mudik. Jangan lupa juga, maksimal tujuh hari sebelumnya, kalau naik pesawat minta surat layak terbang,” ucapnya.

Lebih lanjut terkait dengan bawaan untuk ibu hamil, Dewita menyarankan ibu hamil untuk membawa barang-barang seperlunya.

Misalnya, memakai pakaian yang longgar seperti rok dan baju blouse yang adem dan nyaman. Sementara untuk alas kakinya usahakan tidak menggunakan sepatu dengan hak tinggi, tapi bisa menggunakan flat shoes dan sepatu kets.

Pastikan obat-obatan yang dibutuhkan selama perjalanan seperti obat penguat rekomendasi dokter, paracetamol dan obat sakit lambung dibawa sebagai bentuk antisipasi di jalan.

Terkait dengan cemilan, diharapkan ibu hamil berbekal dengan camilan berprotein tinggi seperti tahu dan tempe bila menyukai protein nabati atau protein hewani seperti daging ayam yang dipotong kecil-kecil dan ikan salmon yang kaya Omega-3 dan DHA untuk kepintaran si bayi.

Bisa pula berbekal buah seperti alpukat atau pisang. Hindari membawa makanan yang tinggi gula seperti soda, minuman kemasan atau es krim yang memicu meningkatnya risiko terkena tekanan darah tinggi dan kencing manis.

Ia juga membagi kiat menjaga tumbuh kembang bayi tetap optimal selama perjalanan dengan banyak minum air putih, sehingga ibu terhindar dari dehidrasi. Menurutnya, ibu harus minum 2,5 liter air per hari agar air ketuban ibu tidak mengecil.

Ia mengingatkan bahwa air ketuban harus tetap dalam kondisi normal karena berfungsi untuk memberi ruang bagi janin untuk berkembang, melindungi bayi dari benturan dan media yang membantu persalinan berjalan normal.

Bila ibu bosan meminum air putih, Dewita menjelaskan ibu hamil dapat menggantinya dengan air kelapa hijau, air dari kaldu sop atau soto dan buah-buahan yang mengandung mineral tinggi.

“Dikhawatirkan kalau misalnya ibu minum kurang dari 2,5 liter air ketubannya jadi sedikit dan ukuran bayi jadi kecil, jadi jangan lupa minum ya ibu-ibu,” katanya yang juga merupakan lulusan Fakultas Kedokteran UI tersebut.

Baca juga: Perhatikan ibu hamil karena potensi keguguran lebih besar saat mudik

Baca juga: Reisa: Periksakan kondisi kesehatan dan kehamilan sebelum mudik

Baca juga: Saran dokter untuk ibu hamil yang ingin mudik

 

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024