"Kami datang ke sini untuk mendoakan sekaligus menghormati beliau," kata Setiawan, peziarah dari Kabupaten Pesawaran, di Bandarlampung, Minggu.
Makam keramat yang telah dikategorikan pesanggrahan itu tidak hanya didatangi oleh warga Bandarlampung saja namun juga didatangi oleh sejumlah warga dari luar kota seperti Pringsewu, Pesawaran, Lampung Selatan dan lain-lain.
Makam tersebut telah menjadi lokasi dan jadwal rutin tahunan bagi warga dalam kota maupun luar kota yang berdatangan untuk mendoakan khususnya pada saat menyambut bulan suci Ramadhan. Mereka berdatangan dengan rombongan menggunakan kendaraan mobil pribadi bahkan kendaraan bus.
"Kami datang rombongan sekeluarga bersama saudara-saudara juga," kata dia.
Amir (70) salah satu warga setempat mengatakan dirinya sering mendampingi pengunjung yang berdatangan untuk berziarah. Tidak hanya mendampingi peziarah ke makam Syekh Tubagus Yahya, ia juga sering memberikan pendampingan bagi warga yang ingin berziarah ke makam umum yang berada tepat di belakang makam keramat tersebut.
"Terkadang peziarah minta didampingi untuk memimpin doa. Tidak hanya saya saja ada juga beberapa warga setempat yang mendampingi para peziarah," ungkapnya.
Amir melanjutkan kebanyakan para peziarah yang berasal dari luar kota yang berdatangan ke makam tersebut.
Bahkan katanya, makam keramat yang tepat berada di pinggir jalan itu sering dipenuhi oleh kendaraan mobil pribadi maupun bus milik peziarah yang datang.
"Sampai macet jalanan karena banyak mobil peziarah yang parkir di pinggir jalan. Belum lagi motor milik warga sini yang ikut ziarah," katanya.
Makam keramat Syekh Tubagus Yahya tersebut berada di dalam sebuah bangunan dengan luas 4x6 meter. Makam Tubagus Yahya itu juga ditutupi oleh sebuah kain tirai yang berwarna hijau.
Selain makam milik Syekh Tubagus Yahya di bangunan tersebut juga ada empat makam yang diketahui milik kuncen atau juru kunci penjaga makam Syekh Tubagus Yahya.
Dua makam juru kunci masih tertera ada nama yakni Rojali dan Saleh sedangkan dua makam lainnya sudah tidak tertera namanya lagi.
Di dekat bangunan makam Syekh Tubagus Yahya tersebut ada sebuah mushala dan dua pondok yang beralaskan keramik. Selain itu juga ada satu warung yang disiapkan untuk pengunjung ziarah jika ada kebutuhan.
Di depan pinggir jalan sebelum memasuki makam keramat itu juga sudah tersedia bunga atau air yang dijual oleh warga setempat. Bagi warga yang berkunjung dan tidak sempat membeli bunga bisa membeli di lokasi tersebut.
"Bagi peziarah bisa wudhu sebelum memasuki makam. Terus yang tidak sempat bawa bunga sudah ada jualannya," terang Amir.
Pewarta: Agus Wira Sukarta dan Damiri
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019