Negara-negara besar, lembaga-lembaga internasional, dan masyarakat internasional tidak boleh diamJakarta (ANTARA) - Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini mengecam keras aksi Israel yang kembali menghancurkan Gaza pada hari pertama bulan Ramadhan, disebutnya merupakan tindakan biadab dan menodai kesucian bulan Ramadhan.
"Penghancuran kali ini lebih biadab karena dilakukan tepat di hari pertama puasa Ramadhan ketika rakyat Gaza semestinya bisa tenang dan damai mengawali puasa di bulan suci Ramadhan. Agresi ini jelas menodai kesucian bulan Ramadhan," kata Jazuli dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Jazuli menilai Israel telah puluhan bahkan ratusan kali melanggar resolusi PBB, melanggar HAM, dan sama sekali tidak mengindahkan hukum humaniter internasional.
Menurut dia, komunitas internasional harus bersikap lebih keras dan tegas lagi, karena mau sampai kapan lagi kita membiarkan kebiadaban ini berlangsung di depan mata kita.
"Negara-negara besar, lembaga-lembaga internasional, dan masyarakat internasional tidak boleh diam," ujarnya.
Anggota Komisi I DPR RI itu melihat sikap dunia yang semakin keras dan tegas dapat diwujudkan dalam upaya menekan Israel, mengucilkan dari pergaulan internasional.
Dia mencontohkan bisa berupa embargo dan boikot hingga menyeret ke mahkamah pidana internasional sebagai pelaku kejahatan atas kemanusiaan.
"Prioritas lain yang tidak kalah penting adalah bagaimana menggalang solidaritas bantuan kemanusian untuk membantu penghidupan warga Palestina khususnya di Gaza," katanya.
Fraksi PKS menurut dia, menyerukan agar membantu saudara kita di Palestina melalui lembaga-lembaga kemanusiaan yang kredibel karena mereka sangat membutuhkan di tengah blokade Israel yang berlangsung lebih dari 13 tahun.
Baca juga: ACT kirim 1000 ton logistik pascaserangan udara ke Gaza
Baca juga: MUI serukan doa kebaikan Palestina yang baru diserang Israel
Baca juga: Menlu RI bertemu Watap Mesir bahas soal Gaza
Baca juga: Jordania serukan dihentikannya agresi Israel ke Jalur Gaza
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2019