Orang yang berpuasa harus bisa membagi kecukupan minum air dengan setiap satu gelas di beberapa waktu mulai sahur hingga malam hari.
Jakarta (ANTARA) - Kebutuhan asupan air harus tetap delapan gelas per hari untuk rata-rata orang dewasa di saat puasa untuk mencukupi kebutuhan cairan tubuh dalam beraktivitas.

Dietisien Instalasi Gizi RS Cipto Mangunkusumo Triyani Kresnawan mengatakan di Jakarta, Jumat (10/5), orang yang berpuasa harus bisa membagi kecukupan minum air dengan setiap satu gelas di beberapa waktu mulai sahur hingga malam hari.

Triyani membuat jadwal minum air putih satu gelas mulai dari satu gelas saat bangun tidur sebelum sahur dan satu gelas setelah sahur. Setelah waktu berbuka dianjurkan minum satu gelas air waktu berbuka, selanjutnya minum satu gelas air lagi setelah shalat Maghrib.

Selanjutnya minum satu gelas air usai makan saat berbuka, satu gelas air sebelum shalat Isya, satu gelas setelah shalat tarawih, dan satu gelas lagi sebelum tidur.

Dengan begitu kebutuhan minum air delapan gelas per hari dapat tercapai. Perlu diingat kebutuhan minum berbeda untuk setiap usia seperti anak-anak enam gelas, lansia enam gelas, dan ibu hamil membutuhkan lebih banyak air hingga 10 gelas.

Triyani juga menyebutkan sebaiknya hindari meminum kopi, teh, atau minuman bersoda di saat sahur karena memiliki efek diuretik. "Kopi, teh, soda memiliki efek diuretik, cairan yang keluar lebih banyak dari biasanya, sehingga tidak dianjurkan saat sahur," kata dia.

Dia menyarankan agar asupan gizi harus tetap dijaga seimbang saat bulan puasa yang membuat jadwal makan menjadi dua kali sehari. Triyani menyebut asupan makanan saat berbuka harus memenuhi 50 persen kebutuhan energi dalam sehari, 10 persen kebutuhan energi setelah tarawih dalam bentuk makanan ringan, dan 40 persen asupan makanan saat sahur.

Menurut dia, puasa akan sangat menyehatkan bagi tubuh karena membuat jadwal makan menjadi teratur dan organ-organ pencernaan bekerja tidak terlalu keras. Namun apabila pola makan yang diterapkan salah maka puasa malah akan berdampak sebaliknya.

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Ridwan Chaidir
Copyright © ANTARA 2019