Yang paling banyak adalah permintaan dari toko oleh-olehMagetan (ANTARA) - Penjualan roti bolu yang merupakan jajanan khas Kabupaten Magetan, Jawa Timur, meningkat signifikan seiring tingginya permintaan konsumen selama bulan Ramadhan dan menjelang Lebaran 2019.
Pemilik usaha pembuatan roti bolu, Isdi, di Desa Nitikan, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, mengatakan penjualannya meningkat hingga 50 persen dibandingkan dengan hari biasa.
"Peningkatan mulai terjadi sejak memasuki bulan puasa. Puncaknya nanti saat pertengahan puasa hingga jelang Lebaran," ujar Isdi kepada wartawan di Magetan, Jawa Timur, Sabtu.
Adapun, usaha pembuatan roti rumahan yang memiliki belasan karyawan tersebut setiap harinya mampu menghabiskan dua kuintal tepung terigu sebagai bahan utama bolu.
Menurut dia, peningkatan penjualan tersebut disebabkan karena banyaknya pesanan dari toko oleh-oleh dan juga permintaan dari warga biasa untuk keperluan pelengkap takjil saat buka puasa.
Permintaan tidak dari Magetan saja, namun juga dari luar daerah seperti Madiun, Ngawi, Ponorogo, dan bahkan Jepara dan Wonogiri, Jawa Tengah.
"Yang paling banyak adalah permintaan dari toko oleh-oleh. Sebab, roti bolu ini merupakan jajanan tradisional khas Magetan," kata dia.
Untuk harga yang ditetapkan sangat bervariasi, mulai dari Rp3.000 untuk bungkus kecil hingga Rp4.000 untuk bungkus yang lebih besar.
Setelah itu, roti bolu tersebut akan dijual lagi oleh pemilik toko jajanan khas yang biasanya banyak diburu para pemudik sebagai oleh-oleh saat mudik atau pulang ke kampung halaman.
Isdi menjelaskan harga tersebut naik sebesar Rp500 per setiap bungkusnya karena biaya produksi yang juga meningkat, termasuk upah para karyawan yang lembur dan bahan baku yang naik.
Roti bolu rahayu merupakan jajanan khas Kabupaten Magetan. Roti berbentuk oval seperti telur tersebut kebanyakan diproduksi oleh usaha rumahan yang dikelola oleh masyarakat. Sentra penghasil roti bolu rahayu tersebut terdapat di beberapa desa di wilayah Kecamatan Plaosan dan Panekan, Magetan.
Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019