Serang (ANTARA) - Gubernur Banten Wahidin Halim secara simbolis melepas 136 mobil pickup yang mengangkut beras segar untuk dikirim ke toko tani Indonesia (TTI) di daerah-daerah dalam upaya memenuhi kebutuhan pangan masyarakat serta untuk stabilisasi harga beras selama Ramadhan dan menjelang Idul Fitri 1440 Hijriyah.

Pelepasan kendaraan pengangkut beras untuk memenuhi kebutuhan pasokan di masyarakat tersebut dilaksanakan pada apel siaga pengembangan usaha pangan masyarakat (PUPM) dan toko tani Indonesia (TTI) menghadapi hari besar keagamaan yakni bulan Ramadhan dan Idul Fitri 2019, usai membuka Bazar Ramadhan di halaman masjid Al-Bantani Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) di Serang, Rabu.

"Ini untuk memudahkan masyarakat mendapatkan beras yang murah dan berkualitas serta stabilisasi harga beras di pasaran," kata Gubernur Banten Wahidin Halim.

Gubernur berharap masyarakat bisa membeli beras segar tersebut di toko tani Indonesia yang tersebar di Provinsi Banten dengan harga rata-rata Rp8.500 per kilogram di kios beras yang ada label Toko Tani Indonesia (TTI).

Sementara itu Kepala Badan Ketahanan Pangan (Ketapang) M Ali Fadillah mengatakan, pengiriman pasokan beras segar toko tani Indonesia dari 136 Lembaga Usaha Pangan Masyarakat (LUPM) atau gabungan kelompok tani yang merupakan binaan dari Badan Ketahanan Pangan Provinsi Banten, dalam upaya pemenuhan kebutuhan beras bagi masyarakat selama ramadhan dan menghadapi Idul Fitri 1440 H sebanyak 680 ton.

Menurut Ali, setiap LUPM memasok sekitar satu ton beras setiap satu pekan atau satu minggu ke pasaran dengan harga beras di toko tani Indonesia Rp8.500 per kilogram. Adapun realisasi penyalurtan ebras segar ke toko tani Indonesia dari LUPM hingga 23 Mei mecapai 408 ton.

"Jadi setiap LUPM atau Gapoktan itu mengirimkan satu mobil pick up isinya satu ton beras ke kios beras yang ada label toko tani Indonesia setiap satu minggu sekali. Harga berasnya jelas ada perbedaan dengan harga pasar, termasuk kualitasnya juga lebih bagus," kata Ali Fadillah.

Ali mengatakan, kegiatan pengembangan usaha pangan masyarakat di Provinsi Banten melalui toko tani Indonesia sebagai, upaya pemerintah untuk menjaga pasokan dan stabilitas harga pangan pokok strategis, rantai distribusi pemasaran yang terintegrasi agar lebih efisien, informasi pasar antar wilayah ebrjalan dengan baik dan menjaga monopoli pasokan pangan oleh pelaku usaha tertentu serta menjaga penyalahgunaan 'market power' oleh pelau usaha tertentu.

"PUPM ini secara tidak langsung berperan dalam mengatasi fluktuasi harga beras disaat panen dan paceklik serta menjadi instrumen yang dibuat pemerintah untuk menahan gejolak harga dalam situasi tertentu," kata Ali Fadillah.

Ia mengatakan, keberadaan lembaga usaha pangan masyarakat (LUPM) di Provinsi Banten sebanyak 157 gapoktan yang terdiri dari LUPM tahap pengembangan 26, LUPM tahap pembinaan 98 dan LUPM tahap mandiri sebanyak 33 LUPM. Sedangkan toko tani Indonesia (TTI) sebanyak 595 outlet TTI dan satu outlet TTI Center Daerah Banten. ***3***

Pewarta: Mulyana
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019