Alhamdulillah negatif. Tidak ada pangan yang menggunakan bahan pengawet terlarang seperti borak yang kami curigaiMukomuko (ANTARA) -
“Kami dari BPOM bekerja sama dengan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait langsung turun melakukan pengawasan pangan dan produk takjil selama bulan Ramadhan dan menjelang Lebaran, dan kegiatan ini lebih diintensifkan atau diutamakan,” kata Kepala BPOM Provinsi Bengkulu Syafrudin di Mukomuko, Kamis.
Ia mengatakan hal itu usai melakukan pemeriksaan takjil atau makanan berbuka puasa di sepanjang Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) di Kelurahan Bandar Ratu, Kecamatan Kota Mukomuko.
BPOM Provinsi Bengkulu melakukan pengawasan pangan olahan dan takjil bersama dengan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Badan Ketahanan Pangan dan Dinas Kesehatan setempat.
Ia mengatakan, kegiatan ini terbagi menjadi dua tim, yang pertama turun dari pagi hari bersama organisasi perangkat daerah terkait. Tim ini melakukan pengawasan pangan pada pagi hari.
Ia menyatakan, tim ini telah melakukan pengawasan pangan yang beredar mulai dari Kecamatan Lubuk Pinang lalu pemeriksaaan takjil pada sore hari di wilayah Kecamatan Kota Mukomuko.
“Tim ini menemukan cukup banyak sample pangan dan kami membawanya untuk di periksa, setelah ini kami panggil,” ujarnya.
Kemudian BPOM bersama OPS terkait melakukan pengawasan takjil atau makanan berbuka di sepanjang Jalalinsum di Kelurahan Bandar Ratu, Kecamatan Kota Mukomuko.
Tim gabungan BPOM sebelumnya melakukan pengawasan hingga pemeriksaan pangan dari Kecamatan Ipuh hingga Kecamatan Penarik. BPOM telah memeriksa 39 sample dan hasilnya negatif.
“Alhamdulillah negatif. Tidak ada pangan yang menggunakan bahan pengawet terlarang seperti borak yang kami curigai,” katanya.
Ia berharap, sampel pangan dari Kecamatan Lubuk Pinang tidak mengandung bahan berbahaya.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Mukomuko Fauzi mengatakan, dari rangkaian pemeriksaan yang digunakan oleh BPOM, instansinya berterima kasih sehingga makanan yang diedarkan di Mukomuko aman dan layak dikonsumsi oleh masyarakat.
Menurutnya, mungkin kesadaran masyarakat meningkat, mereka memahami kalau mereka memakai bahan pengawat dan sebagainya berbahaya bagi kesehatan.
Baca juga: Bagar hiu dan tempoyak menu favorit buka puasa di Bengkulu
Baca juga: Bubur jewawut kaya gizi untuk berbuka puasa
Pewarta: Ferri Aryanto
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019