"Kenaikan tarif ini sudah dari tanggal 27 Mei, paling banyak sekarang adalah tujuan Bandung yang harga normalnya sekitar Rp460 ribu, sekarang naik menjadi Rp700 ribu," kata salah seorang petugas penjual tiket salah satu Perusahaan Otobus, Wayan Sutami, di terminal setempat, Kamis.
Ia mengatakan sebelum memasuki bulan puasa, armada di perusahaan otobus ini, khususnya tujuan Bandung, Jakarta dan Jepara lebih cepat mengalami peningkatan harga. Selain itu, peningkatan harga ini dikarenakan hari raya Idul Fitri yang sudah dekat dan juga disesuaikan dengan tujuan dari para penumpang.
Kenaikan harga mulai tanggal 22 Mei sampai 29 Mei, dengan sistem peningkatan yang bertahap.Namun, untuk tanggal 29 Mei mulai melonjak hingga tanggal 4 Juni. Setelah tanggal 4 Juni kemungkinan akan mengalami penurunan sesuai dengan PO masing - masing.
Kenaikan ini diakui salah satu penumpang dengan tujuan Cilacap, Jawa Tengah yang juga merasakan kenaikan harga dari Rp400 ribu menjadi Rp650 ribu.
Menurutnya, membeli tiket lebih awal ini dapat mengantisipasi macet dan penumpukan antrean tiket.
"Kenaikannya ya dari kemarin udah ngerasa naik, saya yang udah beli di awal - awal gini harusnya jangan dinaikin, lebih baik naiknya H-2, H-3 lebaran aja," kata Eko salah satu penumpang di Terminal Mengwi.
Loket - loket yang berada di Terminal Mengwi tidak menentu mengalami penumpukan penumpang, karena sistem pembelian tiketnya, dapat dilakukan secara online, maupun langsung menghubungi agen - agen tertentu.
"Ada juga yang berangkat dari domisilinya, misalnya saja dari Denpasar atau tempat keberangkatan lainnya, maupun bersifat kedatangan ke Bali akan tetap tercatat oleh petugas di Terminal," kata Cokorda Agung selaku Kepala Terminal Mengwi.
Ia pun mengatakan bahwa adanya lonjakan penumpang mempengaruhi kenaikan harga tiket mudik lebaran tahun ini. Setiap tahunnya, seperti biasa pasti mengalami peningkatan, karena semakin banyak permintaan dari penumpang tentu akan mempengaruhi semakin penjualan tiket.
Dengan adanya kenaikan harga ini, Cokorda Agung menegaskan bahwa akses dari para calo - calo tidak terlihat terlalu besar dikarenakan mulai adanya sistem online. selanjutnya di upayakan untuk melakukan pengawasan dari masing - masing perusahaan otobus.
Pewarta: Ayu Khania Pranishita
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2019