"Patuhi arahan petugas dan rambu di jalan agar tidak terjadi kemacetan parah. Manfaatkan juga telepon pintar untuk mendapatkan informasi penting sepanjang jalan," kata Kepala Dinas Perhubungan Sumbar Heri Nofiardi di Padang, Minggu.
Banyak informasi yang bisa didapatkan dari telepon pintar secara daring seperti kepadatan arus lalu lintas, petunjuk arah hingga prakiraan cuaca.
Hal itu penting untuk menjamin kelancaran selama perjalanan di antaranya untuk mengatur waktu istirahat atau mengatur kecepatan kendaraan.
Aplikasi seperti google map, bisa memberikan informasi tentang kepadatan arus lalu lintas secara "real time". Pemudik bisa memutuskan untuk beristirahat di rest area ketimbang terjebak dalam macet jika terus berjalan.
Laman Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga menyajikan informasi prakiraan cuaca sepanjang jalur mudik sehingga bisa dipedomani.
Selain itu pemudik harus membekali diri dengan makanan dan minuman yang cukup di atas kendaraan. Setidaknya makanan ringan yang bisa mengganjal perut jika terjadi kemacetan parah.
"Perjalanan seringkali tidak bisa diprediksi. Kalau macet parah selama berjam-jam, harus ada bekal di mobil," ujarnya.
Heri memprediksi puncak arus mudik di Sumbar terjadi 31 Mei 2019, tetapi sebagian pemangku kepentingan di kabupaten dan kota memperkirakan puncak arus mudik itu akan terjadi pada H-2.
Ribuan pemudik dari berbagai provinsi di Indonesia diperkirakan akan pulang kampung ke Sumbar pada lebaran 2019. Sebagian besar diprediksi menggunakan jalur darat.
Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019