Dinamika politik merupakan hal yang wajar. Namun demikian masyarakat Islam akan selalu membawa pesan damai serta persaudaraan di tengah dinamika tersebut.
Yogyakarta (ANTARA) - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir berharap semua pihak menjadikan Idul Fitri 1440 Hijriah sebagai momentum merekatkan kembali tali persaudaraan Pasca-Pemilu 2019.

"Idul Fitri ini momentum untuk mengikat persaudaraan. Kebetulan pasca pemilu saat yang tepat untuk merajut kembali benang yang terputus karena dinamika politik," kata Haedar saat ditemui seusai melepas belasan kontingen Gema Takbir Jogja 2019 di Halaman Masjid Gedhe Kauman, Yogyakarta, Selasa (4/6) malam.

Menurut Haedar, dinamika politik merupakan hal yang wajar. Namun demikian masyarakat Islam akan selalu membawa pesan damai serta persaudaraan di tengah dinamika tersebut.

"Dalam konteks Idul Fitri ini mari kita gemakan kembali nilai-nilai agama yang menyebar kebaikan untuk semesta," kata dia.

Muhammadiyah, kata Haedar, selalu mendengungkan dan mendukung setiap upaya rekonsiliasi antar elemen masyarakat karena rekonsiliasi merupakan keniscayaan bagi bangsa dan negara.

"Karena potensi kita adalah potensi guyub gotong royong. Tinggal elitenya yang memberikan teladan bahwa baik karena perbedaan politik justru kita harus merekatkan kembali jalinan Keindonesiaan kita," kata Haedar.

Haedar dalam kesempatan itu juga berharap takbir keliling yang digelar rutin setiap tahun bukan hanya menjadi ajang perlombaan, melainkan juga mampu mensyiarkan serta meneguhkan nilai-nilai Keislaman.

"Dengan gema takbir ini hati kita akan tenteram dan syiar Islam akan tersebar dengan nilai-nilai 'rahmatan lil alamin' (kasih sayang bagi seluruh alam semesta)," kata Haedar.

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Ridwan Chaidir
Copyright © ANTARA 2019