jadikan Idul Fitri sebagai momentum 'medan rumah kita' dengan merajut silaturahim, merawat persatuan dan persaudaraan, menyatupadukan hubungan kasih sayang antara semua menuju Sumut bermartabat
Medan (ANTARA) - Khatib Shalat Idul Fitri 1440 Hijriah di Lapangan Merdeka Medan Ardiansyah mengatakan setiap Muslim berkewajiban menunaikan zakat fitrah yang merupakan simbol kepedulian sosial serta upaya kecil menyebarkan keadilan sosial.

"Dengan zakat fitrah yang kita salurkan, kiranya dapat memperkecil kesenjangan sosial antara kaya dan miskin atau bahkan menghilangkan sama sekali," katanya di Medan, Rabu.

Sehubungan dengan itu, menurut dia, tidak ada lagi yang berkata "saya" tetapi "kita", karena mereka sama-sama hidup, sama-sama cinta, serta sama-sama menuju tujuan yang sama.

"Kitab suci Al Quran menguraikan bahwa sebelum manusia ditugaskan ke Bumi, Allah memerintahkan transit terlebih dahulu di surga," ujarnya.

Ia mengatakan hal itu dimaksudkan agar Adam dan Hawa memperoleh pelajaran berharga di surga.

"Di surga, hidup bersifat sejahtera. Di sana, sebagaimana yang digambarkan dalam firman-Nya, 'Sungguh, ada (jaminan) untukmu di sana (surga), engkau tidak akan kelaparan dan tidak akan telanjang (QS.Thana (20): ayat 118-119," katanya.

Dia juga mengemukakan tentang tersedia sandang, papan, dan pangan yang merupakan tiga kebutuhan pokok manusia.

"Di sana juga tidak terdengar, jangankan ujaran kebencian, ucapan yang tidak bermanfaat pun tidak ada wujudnya. Yang ada hanya damai, damai, dan damai. Mereka tidak mendengar di dalamnya perkataan yang sia-sia dan tidak pula menimbulkan dosa, akan tetapi ucapan salam lagi sejahtera," ucap dia.

Ardiansyah mengemukakan situasi demikian dialami manusia pertama itu.

Hal itu, kata dia, bukan saja agar jika mereka tiba di pentas Bumi agar rindu kepada surga, sehingga berusaha kembali ke surga.

Namun, kata dia, agar berusaha mewujudkan bayang-bayang surga itu dalam kehidupan di Bumi ini.

Ia mengatakan tentang hidup sejahtera, terpenuhi kebutuhan pokok setiap individu dalam suasana damai, bebas dari rasa takut yang mencekam, bebas juga dari kesedihan yang berkepanjangan.

"Akhirnya, mari jadikan Idul Fitri sebagai momentum 'medan rumah kita' dengan merajut silaturahim, merawat persatuan dan persaudaraan, menyatupadukan hubungan kasih sayang antara semua menuju Sumut bermartabat," katanya.

Ia juga mengajak umat saling bermaaf-maafan bertepatan dengan Idul Fitri 1440 Hijriah.

"Marilah dengan hati tulus ikhlas, dengan dada yang lapang dan dengan wajah yang bersih, serta dengan tangan terulurkan, kita saling memaafkan .Menghapus karat marah, iri, dan benci dalam diri. Semua sirna di hari yang fitri ini," katanya.

Bertindak sebagai imam pada Shalat Idul Fitri 1440 Hijriah di tempat itu, yakni qari nasional, Mad Kasad Lubis. Shalat Id di tempat itu, antara lain dihadiri Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah, Wali Kota Medan H.T. Dzulmi Eldin, dan puluhan ribu umat Islam di daerah tersebut.
 

Pewarta: Munawar Mandailing
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019