Pangkalpinang (ANTARA) - Ribuan warga Tuatunu yang dikenal kelurahan Serambi Mekkah, Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menggelar tradisi "nganggung" sebagai bentuk raya syukur dalam merayakan hari pertama Lebaran Idul Fitri 1440 Hijriah.

"Tradisi makan dan berdoa bersama di masjid ini sudah turun temurun dilakukan warga menyambut hari besar keagamaan," kata salah seorang tokoh masyarakat Kelurahan Tuatunu, Sarnubi di Pangkalpinang, Rabu.

Ia mengatakan nganggung merupakan tradisi masyarakat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, khususnya Kelurahan Tuatunu yang dilakukan secara turun temurun untuk menyambut dan memperingati hari besar agama Islam seperti Idul Fitri, Idul Adha, Maulid, Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW, Tahun Baru Islam dan lainnya.

"Tradisi membawa berbagai makanan menggunakan dulang dan ditutupi tudung saji ini kemudian disantap bersama-sama di masjid yang masih terjaga dengan baik," ujarnya.

Menurut dia tradisi ini tidak hanya sebagai rasa syukur kepada Allah SWT setelah berpuasa 30 hari selama bulan Ramadhan, tetapi juga sebagai bentuk rasa kekompakan, gotong royong dan saling tolong menolong antarwarga di daerah ini.

"Dengan adanya tradisi ini, warga yang kurang mampu dapat juga menikmati berbagai makanan lebaran yang dibawa warga lainnya," katanya.

H. Usman tokoh agama Kelurahan Tuatunu mengatakan nganggung merupakan jamuan makan bersama di masjid dimana masing-masing warga membawa makanan yang ditempatkan di dalam dulang (talam).

"Kami sendiri tidak tahu sejak kapan tradisi ini ada, namun yang pasti saya meneruskan apa yang sudah menjadi kebiasaan sejak lama dan menurut saya ini kebiasaan baik yang mesti terus dilestarikan," katanya.

Menurut dia keunikan dari kegiatan nganggung ini, yaitu makanan ditempatkan di dalam dulang kemudian ditutup dengan tudung saji dan dulang tersebut hanya boleh dibawa kaum laki-laki ke masjid.

Semua dulang dijajarkan dengan rapi di dalam masjid, demikian juga para jamaah duduk bersila di depan dulangnya masing-masing. Setelah diawali dengan doa dan bacaan salawat nabi, kemudian dulang dibuka secara serentak setelah dipersilahkan oleh imam masjid.

"Seluruh tamu harus menghabiskan makanan yang dihidangkan dan ini salah satu bentuk penghargaan kepada warga di daerah ini," katanya. ***3***

Pewarta: Aprionis
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019