Jangan sampai pelaksanaan ruwah kubur ini memicu kembali lonjakan kasus COVID-19
Bangka Barat (ANTARA) - Menjelang Bulan Suci Ramadhan 1443 Hijriah, warga Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melaksanakan ruwahan, tradisi mendoakan anggota keluarga dan kerabat yang telah meninggal dunia.

Wakil Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Abdul Fatah menghadiri acara ruwahan atau ruwah kubur di Masjid Jami Tempilang, Kabupaten Bangka Barat, Rabu.

Dalam tradisi ruwahan di Bangka Belitung, pada akhir Bulan Ruwah atau Syakban, menjelang Ramadhan, warga datang ke masjid atau musala untuk bersama-sama mendoakan anggota keluarga dan kerabat yang telah meninggal dunia.

Warga datang ke masjid atau musala membawa aneka makanan, termasuk ketupat beserta lauk pauk, untuk dimakan bersama setelah acara doa bersama.

Wakil Gubernur mengingatkan warga untuk menerapkan protokol kesehatan (prokes) dalam kegiatan ruwahan agar penularan COVID-19 tidak meningkat lagi.

"Saya sudah menegur warga yang tidak mematuhi prokes tersebut. Jangan sampai pelaksanaan ruwah kubur ini memicu kembali lonjakan kasus COVID-19 karena ketidakdisiplinan warga menjalankan prokes," katanya.

Sementara itu, Bupati Bangka Barat Sukirman mengatakan bahwa ruwahan merupakan momentum untuk bersama-sama mendoakan para leluhur.

"Ruwahan dapat menjadi pembelajaran, mengingatkan anak-anak tentang jasa orang-orang yang sudah meninggal. Kalau yang di masjid ini makanannya untuk yang hidup, doanya untuk yang meninggal," katanya.

"Ruwahan juga menjadi pengingat bahwa bulan suci Ramadan telah dekat," ia menambahkan.

Baca juga:
Tradisi perang ketupat untuk menyambut Ramadhan digelar di Tempilang
Tradisi Kuramasan digelar di kampung adat Miduana sambut Ramadhan

 

Pewarta: Aprionis
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2022