"Pelayaran pada lintasan penyeberangan Kupang-Rote Ndao sudah kembali normal, tetapi untuk Kupang-Sabu belum dibuka kembali karena pada lintasan penyeberangan itu, gelombang lautnya masih cukup tinggi," kata Manager PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Kupang, Burhan Sahim kepada Antara, Jumat.
Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan pelayaran pada dua lintasan penyeberangan itu, yang ditutup sejak akhir Mei lalu karena alasan gelombang tinggi.
Menurut dia, BMKG sudah mengeluarkan peringatan dini cuaca khusus untuk semua lintasan penyeberangan, sehingga pihaknya lebih mudah mengambil keputusan dalam operasional.
Artinya, kalaupun terjadi cuaca buruk, tetapi jika pada jalur penyeberangan yang dilewati kapal Fery tidak terjadi gelombang tinggi, maka pihaknya akan mengizinkan kapal untuk berangkat, katanya menjelaskan.
Duty Forecaster BMKG Stasiun El Tari Kupang, Nanik Tresnawati secara terpisah mengatakan, gelombang tinggi yang terjadi di wilayah perairan laut Nusa Tenggara Timur (NTT) dipicu perbedaan tekanan udara antara Australia dan Asia.
"Kondisi tekanan udara saat ini di wilayah Australia berkisar 1038 mb, sedangkan di wilayah Asia berkisar 999 mb," katanya.
Selisih tekanan udara yang cukup signifikan inilah maka gradien tekanan udara semakin rapat sehingga menyebabkan angin kencang. Kecepatan angin ini akan mempengaruhi gelombang pada wilayah yang dilewatinya, katanya menjelaskan.
Dia mengatakan, kondisi ini diperkirakan akan berlangsung hingga Agustus 2019, kecuali ada hambatan di wilayah Australia yang mengganggu konsentrasi angin yang melewati wilayah NTT.
Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2019