ANTARA - Para penyandang sindrom down tetap harus mendapatkan hak mereka layaknya anggota masyarakat lain. Mereka dapat berkreasi dan menjadi inspirasi, seperti halnya sosok Namira Zania (26) yang mengembangkan karier di bidang modeling dan tari. Melalui perjuangan gigih tak kenal lelah, Namira berupaya mematahkan stigma dengan menunjukkan bakat dan kemampuannya, bahkan hingga ke mancanegara.
Selain Namira, ada pula Kemal Rizky Avicenna. Sebagai penyandang sindrom down, Kemal tetap bisa berkarier mengekspresikan kemampuannya di bidang seni desain grafis. Sebagai seorang sarjana ilmu perpustakaan dan sains informasi lulusan salah satu universitas swasta di Jakarta, Kemal berhasil mengembangkan kemampuannya dalam bersosialisasi dan berkreasi di lingkungan kerja. (Rina Anggraini/Suci Nurhaliza/Keysha Anissa/Fauzan, Syahrudin, Syamsul Rizal/Agha Yuninda Maulana/Ahmad Faishal Adnan)
Lihat bagian pertama dan kedua episode kali ini pada tautan berikut:
Mata Indonesia "Meretas bias: Sindrom down tanpa batas (Bagian 1)"
Mata Indonesia "Meretas bias: Sindrom down tanpa batas (Bagian 2)"
Selain Namira, ada pula Kemal Rizky Avicenna. Sebagai penyandang sindrom down, Kemal tetap bisa berkarier mengekspresikan kemampuannya di bidang seni desain grafis. Sebagai seorang sarjana ilmu perpustakaan dan sains informasi lulusan salah satu universitas swasta di Jakarta, Kemal berhasil mengembangkan kemampuannya dalam bersosialisasi dan berkreasi di lingkungan kerja. (Rina Anggraini/Suci Nurhaliza/Keysha Anissa/Fauzan, Syahrudin, Syamsul Rizal/Agha Yuninda Maulana/Ahmad Faishal Adnan)
Lihat bagian pertama dan kedua episode kali ini pada tautan berikut:
Mata Indonesia "Meretas bias: Sindrom down tanpa batas (Bagian 1)"
Mata Indonesia "Meretas bias: Sindrom down tanpa batas (Bagian 2)"