sekitar 120 ekor pada pukul 08.00 WIB daging terjual habis
Bangko, Merangin (ANTARA) - Daging kerbau yang berasal dari ratusan ekor hasil penyembelihan pada ajang tradisi "Bantai Adat" di Desa Rantau Panjang Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin Provinsi Jambi, Rabu, habis terjual dalam empat jam.

"Ada ratusan kerbau yang disembelih sejak dinihari tadi, sekitar 120 ekor dan pada pukul 08.00 WIB daging terjual habis. Tinggal sebagian jeroan yang masih dijual," kata Awi (65) salah seorang warga peserta Bantai Adat di lokasi Bantai Adat itu, Rabu.

Kegiatan bantai adat dilakukan di lokasi tanah adat di Dusun Baru Desa Rantau Panjang Kecamatan Tabir Merangin, tepatnya di kebun sawit di tepian Sungai Tabir, beberapa hari menjelang datangnya bulan Ramadhan.

Penyembelihan kerbau dilakukan pada sekitar pukul 03.30 WIB yang dilakukan oleh pemilik kerbau dibantu oleh tim pengurusan Bantai Adat.

Baca juga: Jelang Ramadhan, tradisi "Bantai Adat" di Merangin sembelih kerbau

Baca juga: "Bantai adat" tekan harga daging jelang Ramadhan di Merangin


Tradisi yang digelar setiap tahun menjelang Bulan Ramadhan itu berlangsung cukup meriah sejak Selasa (29/3).

Kerbau-kerbau yang sejak Selasa petang sudah ditambatkan dengan menggunakan "kenikil", langsung disembelih. Kemudian dikuliti serta dagingnya dipotong langsung di lokasi itu.

Uniknya pemotongan dilakukan secara massal pada Rabu subuh hingga 120 ekor kerbau yang sudah disiapkan semuanya 'dibantai' atau disembelih.

Dagingnya kemudian digantung di tempat penggantungan yang sudah disiapkan di dekat tiang tambatan dan lokasi penyembelihan.

Warga yang ingin membeli langsung bertransaksi di meja-meja penjualan yang disiapkan di lokasi itu.

"Alhamdulillah berjalan lancar, daging semua terjual. Harganya Rp150 ribu per kilogram," kata Awi.

Hal sama juga diungkapkan oleh Jusuf yang mengaku baru pertama kali membawa kerbaunya ke ajang bantai adat, yang merupakan tradisi masyarakat menjelang Ramadhan. Namun ia sudah sering hadir dan mengikuti acara itu.

"Saya baru pertama kali ini membawa kerbau ke acara Bantai Adat ini. Saya siapkan kerbaunya sejak dua bulan lalu untuk acara ini," katanya.

Kerbaunya menghasilkan sekitar 140 kilogram daging, belum termasuk jeroan dan tulang. Selain itu banyak juga warga yang membeli 'kepala' kerbau termasuk tanduknya.

"Ada yang beli kepala kerbau juga, semuanya terjual," ujarnya.

Kegiatan Tradisi Bantai Adat masyarakat Tabir Merangin tahun ini berlangsung cukup meriah dan besar karena digandeng dengan kegiatan pameran Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI).

Warga menyerbu lokasi "Bantai Adat" sejak Selasa, yang sekaligus menjadi ajang UMKM dan pelaku usaha berjualan di lokasi tersebut. Cuaca yang bersahabat tidak turun hujan, membuat aktivitas warga cukup optimal memanfaatkan momen tradisi tersebut.

Gubernur Jambi H Al Haris dan Bupati Merangin H Mashuri turut hadir pada kesempatan itu dan berkomitmen mengangkat kearifan dan budaya lokal menjadi kekuatan daerah itu dalam meningkatkan perekonomian dan bangkit dari Pandemi COVID-19.

"Kami akan dorong agar tradisi Bantai Adat ini menjadi agenda nasional. Kearifan lokal yang menjadi solusi bermasyarakat. Warga diharapkan bisa memasak daging pada Bulan Ramadhan nanti, ini perpaduan tradisi dengan kegiatan keagamaan yang kami pupuk terus di masyarakat," kata Gubernur Al Haris yang mantan Bupati Merangin itu.

Ia menyebutkan sangat banyak budaya Islam di Provinsi Jambi yang bisa diangkat menjadi agenda kegiatan nasional. Adat Melayu Islam di kawasan Tabir menurut dia luar biasa, karena sudah dilakukan dari dulu secara turun temurun.

Baca juga: "Kenduri Pusako", merawat tradisi Lebaran di Tanjung Berugo Merangin

Baca juga: Bupati Merangin siapkan hukum adat bagi pelanggar protokol kesehatan
 

Pewarta: Syarif Abdullah
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022