Jakarta (ANTARA) - Cuaca cerah pada Sabtu sore itu seolah mengalirkan semangat yang sama cerahnya pada langkah-langkah kecil sembilan anak untuk menuju sebuah gazebo teduh yang terletak di Sekolah Alam Tangerang, Banten.

Mereka berkumpul dalam rangka mengikuti kegiatan “Ramadhan Fun Build Paper Craft” yang diselenggarakan oleh Sekolah Menengah (SM) Surau Merantau sejak pukul 15.30 sampai 17.00 WIB di sekolah itu.

Ketika memasuki gazebo, mata-mata mungil mereka semakin tampak berbinar saat menemukan lembaran kertas yang memuat pola-pola unik, gunting dan lem kertas telah diletakkan di atas meja-meja berwarna merah.

Salah satu di antara mereka, Ale mengaku senang dapat mengikuti kegiatan tersebut. Dia mengaku sangat penasaran dengan hasil karya paper craft miliknya yang akan terbentuk melalui pola-pola yang telah dicetak di atas kertas. Kegembiraan senada juga disampaikan oleh salah seorang wali murid, yaitu Ratih. Ia merasa senang sang anak memperoleh kesempatan untuk mencoba praktik paper craft.

Berasal dari Jepang, paper craft dapat dipahami sebagai sebuah seni kreasi kertas dari origami yang dibentuk menjadi tampilan tiga dimensi (3D). Bentuk tampilan seperti itulah yang membuatnya juga dikenal sebagai sebuah seni “menghidupkan” kertas.

Apabila origami berfokus pada seni melipat kertas dengan menggunakan satu lembar kertas, maka paper craft merupakan seni merakit kertas dari beberapa lembar kertas menggunakan beragam teknik, seperti menggunting, melipat, merekatkan dengan lem dan membentuk kertas hingga menyerupai bentuk-bentuk tertentu.

Suasana kegiatan “Ramadhan Fun Build Paper Craft” SM Surau Merantau di Sekolah Alam Tangerang, Banten, Sabtu (23/4/2022). ANTARA/Tri Meilani Ameliya.
Lalu, apa saja manfaat seni satu ini sehingga patut pula untuk dicoba oleh anak-anak?

Kepala SM Surau Merantau Andri Fajria menyampaikan ada sejumlah hal yang menyebabkan seni paper craft perlu dicoba oleh anak-anak. Pertama, seni paper craft berperan dalam melatih motorik halus anak. Dalam satu kegiatan seni ini, banyak aktivitas yang dapat dilakukan oleh anak, mulai dari menggunting, melipat, merekatkan dan membentuk kertas. Aktivitas yang beragam itulah yang menjadi paket lengkap untuk melatih motorik halus anak.

Kedua, pembuatan paper craft melatih kesabaran anak. Dalam tahapan menggunting pola demi pola yang tercetak di atas kertas, anak-anak diharuskan untuk meningkatkan kesabaran mereka demi memperoleh potongan dengan akurasi yang tepat sesuai pola.

Dalam proses menghidupkan kertas itu, anak-anak pun dilatih untuk bekerja secara tuntas. Paper craft merupakan kegiatan seni yang harus dilakukan secara tuntas untuk mendapatkan bentuk yang diharapkan sebagaimana pola yang disediakan.

Selanjutnya, seni paper craft juga dapat menjadi metode pembelajaran tentang ukuran, bangun ruang, ataupun jenis permukaan yang menyenangkan bagi anak-anak. Keempat, hasil yang indah dari segi bentuk dan warna, bahkan karakter, juga akan disukai oleh anak-anak.

Di samping itu, hasil seni paper craft akan menambah tingkat kepercayaan diri dan perasaan berharga dalam diri anak-anak karena mereka mampu menghasilkan suatu karya.

Melalui manfaat yang dihadirkan oleh paper craft tersebut, SM Surau Merantau, yang merupakan tingkat sekolah menengah pertama dari Sekolah Alam Tangerang, menyelenggarakan “Ramadhan Fun Build Paper Craft” yang terbuka untuk seluruh anak, baik di sekitar Tangerang maupun di daerah lain.

Salah seorang guru kelas di SM Surau Merantau, Bunda Awal mengatakan kegiatan paper craft ini telah beberapa kali diadakan oleh pihaknya. Karena pandemi COVID-19, kegiatan sebelumnya diselenggarakan secara daring, sedangkan pelaksanaan secara tatap muka baru dapat dilaksanakan pada Sabtu, 23 April 2022.

Ke depannya, kegiatan kelas paper craft ini pun akan kembali diadakan, bahkan SM Surau Merantau berencana mengadakan pameran untuk memperlihatkan hasil-hasil seni tersebut.
 

Bintang seni

Selain anak-anak yang menjadi peserta, bintang dalam kegiatan “Ramadhan Fun Build Paper Craft” kali ini adalah seorang siswa dari kelas 9 SM Surau Merantau, yaitu Fabian Ramdhan Putra. Ia menjadi pengajar dalam kegiatan tersebut.

Andri Fajria mengatakan Fabian merupakan penyandang autisme. Semenjak bergabung ke dalam SM Surau Merantau, Fabian berhasil menemukan dan mengasah bakatnya di dunia paper craft. Keberhasilan itu pun tidak terlepas dari program yang diusung oleh SM Surau Merantau, yakni “Customized Education Program” atau program yang disesuaikan dengan kebutuhan setiap siswa.

Hasil paper craft karya Fabian Ramdhan Putra. ANTARA/Tri Meilani Ameliya.
“Alhamdulillah di SM Surau Merantau, Fabian berhasil menemukan dan mengasah bakatnya di dunia paper craft. Dia sangat teliti dan tekun dalam membuat berbagai karakter, bahkan yang rumit dan berukuran besar, seperti Hulkbuster,” kata Andri.

Setelah selesai mengajari anak-anak peserta “Ramadhan Fun Build Paper Craft” dalam membuat paper craft, Fabian mengaku bahwa sebenarnya ia telah tertarik pada seni tersebut saat masih duduk di bangku kelas 1 sekolah dasar.

Pertama kali Fabian mengetahui paper craft saat menonton video di YouTube. Ketika awal mencoba menggeluti seni ini, Fabian kerap mengalami kesulitan, terutama terkait dengan kerapian saat membentuk potongan kertas menjadi bentuk tiga dimensi yang diinginkan. Berkat latihan yang terus menerus ia lakukan secara mandiri, keterampilan Fabian pun semakin meningkat, bahkan hingga saat ini ia mampu menciptakan beragam bentuk karakter, dari karakter-karakter anime hingga beragam hewan.

Ibu Fabian, Lina Kurnia Dewi, menmabhkan pada awalnya anaknya memang mengembangkan kegemarannya terhadap dunia paper craft secara otodidak. Ia menonton berbagai video tutorial di YouTube, lalu setelah berhasil menguasai keterampilan seni tersebut, Fabian ikut pula menciptakan video-video stop motion dalam membuat paper craft.

Ke depannya, Fabian berharap ia mampu melebarkan sayap di kancah internasional. Fabian memiliki mimpi dapat belajar dan membuka kelas paper craft di Jepang.

Melalui “Ramadhan Fun Build Paper Craft”, Fabian pun berharap keterampilan yang dimilikinya dapat pula dimiliki oleh anak-anak yang mengikuti kegiatan tersebut.

Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2022