"Datanglah iktikaf ke masjid, Masjid Istiqlal atau masjid manapun dekat rumah. Masjid yang tepat digunakan untuk iktikaf itu masjid yang dipakai shalat Jumat bukan mushalla atau rumah," ujar dia dalam sebuah webinar, Senin.
Iktikaf umumnya dilakukan kaum muslim pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Selama Iktikaf, mereka biasanya memperbanyak dzikir atau mengucap puji-pujian kepada Allah SWT secara berulang, shalat, membaca Al Quran dan bershalawat atau berdoa kepada Allah SWT untuk Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat.
Sebelum beriktikaf, Nasaruddin mengingatkan pentingnya umat Islam mengucap niat, begitu juga sebelum melakukan ibadah lainnya seperti berpuasa dan shalat.
"Niatkan beriktikaf di masjid karena Allah SWT. Walaupun dua jam, tiga jam, empat jam cukup, yang penting niat. Kalau melakukan iktikaf tanpa niat itu camping. Kalau berpuasa tanpa niat itu adalah diet. Kalau orang shalat tanpa niat itu olahraga," kata dia yang pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Agama era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Kabinet Indonesia Bersatu II itu.
Lebih lanjut mengenai niat, Nasaruddin mengajak para muslim memperbaiki niat mereka dalam melakukan ibadah agar semata untuk Allah SWT.
"Niat untuk melakukan rangkaian ibadah kepada Allah SWT semata-mata karena Allah SWT bukan karena ada ingin sesuatu bahkan termasuk bagi kita bukan melakukan ibadah karena masuk surga atau karena takut neraka," kata dia.
Dia juga mengajak para muslim memaksimalkan seluruh ibadah baik itu wajib maupun sunah selama Ramadhan, termasuk shalat sunah sebelum shalat wajib, shalat tarawih, witir dan tahajud.
"Shalat tarawih kalau bisa 20 rakaat ditambah tiga witir. Lalu tengah malam bangun, shalat tahajud, kalau ada waktu lakukan shalat sunah tasbih," ujar dia yang juga menyarankan umat Islam menyempurnakan sunah puasa lainnya namun sering terabaikan yakni berdiam.
Baca juga: Warga pilih iktikaf Ramadhan di rumah selama COVID-19
Baca juga: Imam Besar Istiqlal sampaikan tingkatan ridho di malam iktikaf
Baca juga: Jamaah padati Istiqlal di malam iktikaf
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023