Berdasarkan pantauan, acara buka puasa bersama itu dihadiri sejumlah menteri kabinet.
Para menteri duduk menghadap beberapa meja bundar yang telah disiapkan.
Menko Perekonomian Airlangga dan Menhan Prabowo serta Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Hadi Tjahjanto duduk satu meja dengan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Di sebelah kiri Presiden, tampak duduk Airlangga dan Prabowo. Sedangkan di sebelah kanan tampak duduk Wapres dan Hadi Tjahjanto.
Sebelum acara dimulai para menteri yang duduk di meja masing-masing tampak berbincang satu sama lain.
Sedangkan di meja Presiden dan Wapres, tampak Jokowi berbincang dengan Prabowo dan Airlangga.
Tidak diketahui pasti perbincangan apa yang dilakukan Presiden dengan menteri. Namun suasana buka puasa itu tampak hangat dan penuh tawa.
Acara diawali dengan ramah tamah anggota Kabinet Indonesia Maju. Kemudian dilanjutkan dengan tausiah oleh Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Wapres dalam tausiahnya menyampaikan mengenai hukum alam dan hukum syariah, serta ibadah puasa sebagai ibadah yang spesial.
"Puasa itu ibadah yang spesial. kenapa spesial? Karena puasa itu samar nggak jelas (tidak kasat mata). Antara orang puasa dan nggak puasa nggak ada bedanya," ujar Wapres.
Wapres juga menyampaikan tentang pengendalian diri. Ia berharap bangsa Indonesia bisa mengendalikan diri pasca-pemilu.
"Nah saya kira mudah-mudahan kita semua sebagai bangsa bisa mengendalikan diri, apalagi habis pemilu ini," harapnya.
Usai Wapres menyampaikan tausiah, giliran pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji Sleman Miftah Maulana Habiburrahman atau yang akrab disapa Gus Miftah menyampaikan tausiah.
Dalam tausiahnya Gus Miftah menyampaikan Ramadhan datang membawa keberkahan, tak hanya bagi umat Islam, tapi juga umat agama lain.
"Ada canda soal rebutan jajan takjil. Jam 3 orang non-Islam sudah jajan takjil, giliran jam 5 orang Islam mau jajan takjil sudah habis. Maka saya berusaha membalas ketika besok paskah telur akan saya beli semua, sehingga non-Islam cuma bisa beli telur Kinder Joy," canda Gus Miftah yang disambut tawa hadirin.
Ia juga mengatakan rata-rata presiden dalam dunia Islam kerap didampingi seorang pelawak yang lucu, salah satunya Abu Nawas yang merupakan tokoh yang hidup di masa pemerintahan Khalifah Harun Al-Rasyid.
"Tapi saya yakin Pak Jokowi nggak perlu undang pelawak, karena ada menteri yang lucu, Pak Bahlil. Saya curiga Pak Bahlil jadi menteri bukan karena prestasi tapi karena lucu," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Gus Miftah menyampaikan keyakinannya tentang rasa cinta rakyat Indonesia pada sosok Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca juga: Jokowi targetkan negosiasi kepemilikan Freeport 61 persen rampung Juni
Baca juga: Nasi mandi jadi hidangan utama 'bukber' Presiden dan para menteri
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2024