Solo (ANTARA) - Pemudik yang melewati ruas Tol Trans Jawa wajib mewaspadai jalan memutar 180 derajat yang berlokasi di KM 483 atau berada tepat beberapa meter setelah Gerbang Tol Boyolali.

Pantauan di lapangan, Jumat, di sekitar lokasi tersebut PT Jasamarga Solo Ngawi (JSN) selaku pengelola tol telah melengkapi rambu bertuliskan imbauan batas kecepatan maksimum 80 km/jam dan minimum 60 km/jam.

Untuk kecukupan rambu dan lampu di sepanjang tol tersebut dalam kondisi baik. Selain itu, reflektor yang berada di sisi kanan dan kiri jalan juga dalam kondisi lengkap.

Dengan kecepatan 60 km/jam, pengemudi dapat melintasi tol Boyolali-Sragen hanya dalam waktu 45 menit. Meski beberapa fasilitas sudah lengkap, beberapa pintu keluar hingga saat ini belum dibuka.

Beberapa pintu keluar yang belum dibuka di antaranya arah Mojosongo, Gondangrejo, dan Purwodadi serta arah Bandara Adi Soemarmo.

Sementara itu, untuk area peristirahatan yang berada di KM 519 A dan KM 519 B juga dalam kondisi siap digunakan. Meski demikian, area peristirahatan KM 519 A yang berada di sisi kiri jalur Solo-Ngawi terlihat lebih siap jika dibandingkan dengan KM 519 B.

Beberapa fasilitas yang tersedia di antaranya Masjid, toilet, area makan, dan SPBU. Yang membedakan, di area peristirahatan KM 519 A sudah dilengkapi dengan pusat UMKM dengan jenis kuliner di antaranya nasi pecel, ayam bakar, dan menu bebek.

Sementara itu, SPBU yang berada di kedua area peristirahatan dilengkapi dengan empat jenis BBM, yaitu pertamax 92, solar, pertalite, dan dexlite.

Masing-masing SPBU dilengkapi dengan 40 nozle sehingga dapat meminimalisasi antrean saat pengendara ingin mengisi BBM.

Sebelumnya, Direktur Utama PT JSN Ari Wibowo mengatakan terkait dengan kesiapan fasilitas tersebut seluruhnya dalam kondisi baik.

"Rambu dan spanduk imbauan serta informasi fasilitas dalam berkendara dan transaksi di jalan tol ditambahkan agar lebih informatif," katanya

Baca juga: Tol Trans-Jawa siap dipakai, pemudik jalur darat berpotensi naik

Baca juga: Jumlah pemudik angkutan umum 2019 diprediksi 22,83 juta orang


Pewarta: Aris Wasita
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019