Khusus di wilayah pantura arteri nontol itu kami mencatat ada 21 pasar yang berpotensi jadi titik kemacetan, sejak Karawang sampai Cirebon. Kemudian dari Patrol, Eretan sampai Losari, plus ada persimpangan
Bandung (ANTARA) - Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jawa Barat menyatakan sebanyak 21 pasar tumpah berpotensi menjadi titik kemacetan saat arus mudik dan balik Lebaran 2019 berlangsung, di mana keberadaan pasar tumpah tersebut tersebar di wilayah pantai utara (pantura) Jabar.

"Jadi khusus di wilayah pantura arteri nontol itu kami mencatat ada 21 pasar yang berpotensi jadi titik kemacetan, sejak Karawang sampai Cirebon. Kemudian dari Patrol, Eretan sampai Losari, plus ada persimpangan," kata Kepala Dishub Provinsi Jabar, Hery Antasari di Bandung, Selasa.

Ia menjelaskan kemacetan saat arus mudik dan balik Lebaran biasanya terjadi karena berkaitan adanya hambatan samping seperti pasar tumpah hingga angkutan non-bermotor seperti becak dan delman.

"Selain itu, kemacetan saat mudik juga bisa disebabkan karena aktivitas wisata," kata dia.

Dia menjelaskan titik kemacetan arus mudik dan balik Lebaran 2019 diprediksi akan terjadi di wilayah utara dan tengah sedangkan untuk jalur selatan Jawa Barat diprediksi tidak lagi menjadi titik kemacetan.

Menurut dia titik kemacetan jalur tengah Jawa Barat meliputi kawasan Puncmak Bogor, Bandung, Tasikmalaya hingga Banjar.

"Sementara untuk titik kemacetan di Jalur Utara Jawa Barat itu ada di pantura berkaitan dengan hambatan samping seperti pasar tumpah seperti itu atau ada penyeberangan," kata Hery.

Menjelang pelaksanaan arus mudik dan balik Lebaran tahun ini pihaknya sudah melakukan empat kali survei ke lapangan untuk memantau jalur dan fasilitas pendukung untuk arus mudik dan balik.

"Hasil pantauan kami secara umum kita siap meskipun ada beberapa titik yang memang harus diwaspadai, khususnya tentang penerangan jalan. Kemudian terkait dengan keamanan, kelengkapan jalan dan terkait rambu," kata dia.

Pihaknya mengimbau kepada pemudik agar memperhatikan kondisi kendaraan dan fisik mereka karena pelaksanaan arus mudik dan balik tahun ini berada di musim peralihan dari musim hujan ke panas.

"Kita juga sekarang lagi di ujung musim penghujan. Tidak musim hujan pun di Jabar ini menjadi perhatian sehingga kita memberikan perhatian khusus dan ini menyebar seluruh Jabar baik di kawasan tengah sampai selatan," kata dia.

Dengan kondisi topografi yang berupa pegunungan dan perbukitan maka hal tersebut menjadi kerawanan sendiri saat dijadikan arus mudik, demikian Hery Antasari ​​​​​​.

Baca juga: Dirjen: jalur Pantura jabar siap hadapi mudik

Baca juga: Jalan non-tol Pantura bisa jadi alternatif saat Cipali macet

Baca juga: Titik rawan macet saat mudik di Indramayu

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019